Foto: Taupan Madjid kala bertemu dengan tokoh politik Golkar Berau, Sarifatul Syadiah. 

TANJUNG REDEB – Ketua KKSS Berau, Taupan Madjid, yang namanya santer dikabarkan masuk dalam bursa bakal calon kepala daerah di Pilkada tahun ini, mengaku telah mendapatkan instruksi dari petinggi PDI Perjuangan untuk mencari kawan koalisi.

Dikonfirmasi usai mengikuti acara halal bihalal Ketua DPRD Berau Madri Pani, Taupan, menyampaikan bila dirinya baru-baru ini telah melakukan pertemuan dengan para elit PDI Perjuangan di Jakarta.

Dimana, secara emosional dirinya memiliki kedekatan secara emosional dengan Inspektur Jendral Polisi (Purn) Safaruddin, sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan. Yang memastikan dirinya untuk dapat melenggang lewat perahu PDI Perjuangan dalam kontestasi Pilkada tahun ini.

“Sudah kemarin dari Jakarta, ketemu sama senior-senior disana,” kata Taupan.

Dia menyampaikan, saat ini dirinya diminta untuk mencari tambahan 4 kursi untuk memastikan tiket maju di pilkada melalui usungan partai politik.

“Sudah diminta bapak jenderal, untuk turun ke basis, bertemu dengan tokoh politik di daerah,” ucapnya.

Kendati demikian, dirinya memahami jika saat ini PDI Perjuangan se-Indonesia sedang melangsungkan proses penjaringan nama bakal calon kepala daerah. Proses itu pun dihormati, sesuai dengan tahapan yang dilakukan setiap internal parpol.

“Kalau penjaringan ya berjalan. Saya cuma sampaikan soal tugas dari jendral,” ujarnya, sembari meninggalkan awak media.

Dikabarkan sebelumnya, Ketua DPC PDI Perjuangan Berau, Atilagarnadi alias Gatot, menegaskan untuk lebih hati-hati dalam menjaring tokoh politik di Berau.

Sebab, berkaca dari proses politik yang dilalui partai berlogo banteng moncong putih tersebut, pada Pilkada 2020 lalu, harus gigit jari lantaran kehilangan momentum untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon kepala daerah.

Gatot menceritakan, pada pilkada sebelumnya, PDI Perjuangan memiliki potensi untuk mengusung nama non-kader untuk maju sebagai paslon.

“PDI punya pengalaman itu,” kata Gatot, saat wawancara khusus bersama berauterkini.co.id, sebelum lebaran idulfitri tahun ini.

Kala itu, tokoh yang dijagokan kader banteng Berau, sudah mengantongi dukugan hingga ke pengurus pusat. Namun belum berupa surat dukungan resmi.

Pasa saat itu, dia menyebut tokoh yang didorong oleh PDI Perjuangan seharusnya pro-aktif untuk mendapatkan jumlah kursi penentu tiket maju pilkada. Diketahui, pada saat itu, PDI membutuhkan 3 kursi tambahan untuk mendapatkan tiket.

Yang membuat Gatot kecewa, tokoh yang didukung tak juga terpacu untuk mencari tambahan tersebut. Walhasil, kala itu banteng mesti mengalah dengan mengikuti arus calon yang sudah membangun koalisi sebelumnya.

“Tidak mungkin itu akan terulang kembali,” tegas Gatot. (*)

Reporter: Sulaiman
Editor: Zuhrie