TANJUNG REDEB – Ketua DPRD Berau, Dedy Okto Noryanto, mendesak pemerintah daerah untuk segera membenahi akses transportasi menuju Maratua, salah satu destinasi unggulan wisata di Kabupaten Berau. Ia menyoroti belum adanya konektivitas yang memadai, baik lewat udara maupun jalur laut.

Menurutnya, promosi pariwisata tak akan efektif jika wisatawan kesulitan menjangkau lokasi. Meski memiliki keindahan alam yang diakui dunia, Maratua dinilai masih ‘terisolasi’ karena akses yang terbatas dan mahal.

“Banyak masyarakat mengeluhkan transportasi ke Maratua yang belum memadai. Banyak wisatawan yang akhirnya tidak mau kembali karena pengalaman perjalanannya kurang nyaman dan mahal,” kata Dedy, Rabu (23/4/2025).

Politisi Partai NasDem itu mendorong agar pemerintah segera membuka jalur penerbangan langsung dari kota-kota besar, terutama Balikpapan. Ia menilai, kehadiran maskapai besar akan memperluas jangkauan wisatawan dan menekan biaya perjalanan.

Dedy mengingatkan bahwa sebelumnya Maratua pernah dilayani oleh Garuda Indonesia lewat kontrak khusus, yang menunjukkan bahwa penerbangan langsung bukan hal mustahil.

“Maratua pernah dilayani oleh Garuda Indonesia melalui kontrak sebelumnya, dan itu membuktikan bahwa penerbangan langsung itu memungkinkan,” ujarnya.

Dikutip dari berbagai sumber, maskapai pelat merah tersebut sempat melayani penerbangan rute Balikpapan-Maratua pada tahun 2017 dengan pesawat ATR 70. Namun tidak bertahan lama, perannya lalu digantikan Wings Air.

Setelah kekosongan penerbangan langsung ke Maratua, pada Juli 2019 Maskapai TransNusa melakukan penerbangan perdana melalui Balikpapan dengan pesawat ATR 72. Dan lagi-lagi tidak bertahan lama.

Transportasi udara ke Maratua saat ini mengandalkan layanan dari maskapai perintis seperti Susi Air dan Smart Air dengan kapasitas terbatas dan frekuensi yang belum ideal. Kondisi ini, kata Dedy, tidak cukup mendukung pertumbuhan sektor wisata.

“Kita butuh lebih banyak pilihan armada dan maskapai,” tegasnya lagi.

Selain jalur udara, Dedy juga menyoroti perlunya revitalisasi layanan transportasi laut sebagai opsi tambahan bagi wisatawan dan warga lokal. Ia menyebut, tingginya ongkos ke Maratua membuat banyak investor ragu untuk mengembangkan potensi wisata di sana.

“Kasihan yang sudah berinvestasi di Maratua. Jangan sampai wisatawan kapok berkunjung karena mahal. Jika ada rute langsung seperti dari Balikpapan, jangkauan kita akan lebih besar,” tambahnya.

Dedy berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret. Aksesibilitas, menurutnya, adalah kunci agar Maratua benar-benar menjadi destinasi wisata unggulan nasional, bahkan internasional.

“Transportasi jadi kunci. Dengan akses yang mudah dan terjangkau,” tutupnya.(*\adv)