TANJUNG REDEB – Program Kampung Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Berau telah mencapai keberhasilan yang signifikan sejak diterapkan pada 2023.

Dengan pencapaian 100 persen di seluruh kampung dan kelurahan, program ini tidak hanya menunjukkan angka keberhasilan, tetapi juga berperan penting dalam menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluh, dan Penggerak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKBP3A) Berau, Diany Syafriani, menjelaskan bahwa Kampung KB merupakan program prioritas yang fokus pada pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi keluarga.

“Layanan yang kami berikan mencakup aspek kesehatan, pendidikan, hingga pemberdayaan ekonomi keluarga. Melalui program ini, kami menargetkan peningkatan kualitas hidup masyarakat Bumi Batiwakkal,” ungkapnya pada Berauterkini.co.id, Selasa (29/4/2025).

Saat ini, Kabupaten Berau memiliki 31 kampung KB berkelanjutan, 4 kampung KB mandiri, 40 kampung KB berkembang, dan 35 kampung KB dasar. Meskipun beberapa kampung masih dalam proses peningkatan, Diany berharap program ini akan terus berkembang guna mengurangi angka stunting dan mengendalikan pertumbuhan penduduk.

“Melalui kolaborasi antara berbagai pihak, kami berharap Kampung KB bisa terus berkembang dan memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat,” paparnya.

Salah satu kampung yang berhasil meraih prestasi dalam program Kampung KB adalah Kampung KB Maluang. Kampung ini berhasil menjadi juara pertama tingkat provinsi pada 2024, menjadikannya teladan bagi kampung lainnya dalam mengikuti lomba-lomba serupa.

“Semoga Kampung KB lainnya dapat terinspirasi dan berusaha mengikuti jejak Maluang. Maluang juga menjadi Kampung KB pertama yang dibentuk di Berau,” tambah Diany.

Berau telah menunjukkan bahwa keberhasilan program Kampung KB tidak hanya ditentukan oleh pencapaian angka, tetapi juga oleh kolaborasi erat dengan berbagai perangkat terkait, seperti Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), perguruan tinggi, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), tim pendamping keluarga, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.

“Keberhasilan Kampung KB ini adalah hasil dari kolaborasi yang solid, dan kami berharap semua kampung di Berau bisa meraih kesuksesan serupa,” tutup Diany. (*)