TANJUNG REDEB – Dalam keheningan pasca banjir yang menyisakan lumpur dan luka, secercah harapan datang menembus pelosok Kecamatan Segah. Anggota Komisi II DPRD Berau tak tinggal diam.

Dengan tekad kuat dan semangat kemanusiaan, mereka menyalurkan bantuan bernilai ratusan juta rupiah hasil patungan seluruh anggota dan pihak ketiga untuk warga yang terdampak parah. Khususnya di Long Ayap dan Long Ayan, dua kampung yang paling menderita akibat terjangan banjir.

Di bawah cuaca yang tak menentu dan medan berat yang tak bersahabat, rombongan yang dipimpin langsung Ketua Komisi II DPRD Berau, Rudi Mangunsong, menempuh perjalanan panjang.

Bahkan, mereka sempat tersesat di tengah perjalanan selama berjam-jam. Namun, kelelahan dan hambatan itu tak mampu menghalangi langkah mereka. Wajah-wajah penuh harap di ujung perjalanan, menjadi bahan bakar semangat.

“Kami membawa logistik berupa sembako dan kebutuhan pokok lain. Nilainya mungkin tak besar, tapi semoga bisa meringankan beban mereka yang tertimpa musibah,” kata Rudi, Rabu (11/6/2025).

Lebih dari sekadar bantuan, kunjungan itu menjadi pengingat bahwa warga tak sendiri. Rudi juga memastikan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah demi percepatan pemulihan pasca-banjir.

“Pemulihan harus segera dilakukan. Tapi untuk saat ini, kebutuhan dasar warga harus jadi prioritas,” tegas politisi PDIP ini.

Senada dengan Rudi, Anggota Komisi II DPRD Berau, Sri Kumalasari, mengatakan, bantuan yang mereka bawa merupakan hasil patungan seluruh anggota Komisi II dan dukungan dari pihak ketiga.

Bantuan itu disalurkan langsung ke pemerintah kampung. Sementara untuk Kampung Long Ayan, karena waktu terbatas, dititipkan ke perwakilan warga. 

Dirinya yakin, harapan mereka sama. Bisa merasakan tidur tenang setiap malam tanpa takut dihantui banjir.

Namun, bukan sekadar kerusakan fisik yang disaksikan para wakil rakyat itu di Kampung tersebut. Di balik reruntuhan rumah dan ladang yang hancur, mereka melihat trauma yang mengakar.

Ketika air mulai naik, warga kini tak bisa tenang. Ketakutan akan banjir berikutnya terus membayangi.

“Mereka mengaku selalu was-was saat hujan turun. Masih ada sisa ketakutan ketika melihat air pasang,” ungkap politisi Partai Golkar itu.

Dalam pertemuan itu, warga juga menyampaikan harapan. Mereka ingin hidup tenang, tanpa rasa cemas setiap kali langit mendung. 

Sri Kumala menyambut harapan itu dengan janji akan membawa aspirasi itu ke pemerintah daerah yang kini tengah berencana menyiapkan relokasi untuk warga yang tinggal di dataran rendah.

“Kampung telah menyiapkan lahan 4 hektare sebagai calon lokasi hunian baru. Kami ingin mereka bisa tidur nyenyak tanpa rasa takut, ketika hujan turun,” pungkasnya. (*)