TANJUNG REDEB,- Dalam rangka mendukung pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (DPPKUKM) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melaksanakan program pelatihan dan bantuan mesin jahit dan bakery untuk 60 peserta yang berasal dari masyarakat kurang mampu.
Program ini merupakan tindak lanjut dari inisiatif yang telah berjalan di tahun-tahun sebelumnya dan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pengawas Koperasi Ahli Muda DPPKUKM Kaltim, Hambali, menjelaskan bahwa program ini melibatkan 30 peserta pelatihan menjahit dan 30 peserta pelatihan bakery.
“Program ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan SDM dan memberikan peluang bagi pelaku usaha baru agar dapat bersaing di dunia usaha. Kami juga bekerja sama dengan dinas setempat untuk memastikan peserta benar-benar sesuai target,” katanya.
Hambali menambahkan, tantangan utama yang dihadapi adalah strategi pemasaran, khususnya dalam menghadapi persaingan dengan daerah lain seperti Jawa.
“Pj Gubernur Kaltim terus mendorong penguatan UMKM lokal, termasuk memberikan bantuan berbeda sesuai kebutuhan tiap kabupaten atau kota, seperti mesin jahit dan peralatan bakery di Kabupaten Berau,” lanjutnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat Berau dan wilayah lainnya di Kaltim mampu meningkatkan taraf hidup melalui usaha baru yang berkelanjutan.
Pemerintah Provinsi Kaltim juga berharap program ini dapat menjadi langkah konkret dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial Berau, Marwati menyampaikan bahwa pemilihan peserta difokuskan pada masyarakat miskin di 10 kelurahan di 4 kecamatan kota.
“Karena programnya cukup mendadak, penerima manfaat yang kami data mungkin belum maksimal menjangkau kampung terjauh. Namun, kami memastikan bantuan diterima oleh yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.
Marwati juga berharap agar program serupa dapat dilanjutkan dan jumlah penerima bantuan meningkat di tahun-tahun mendatang.
Hal senada juga dikatakan Kabid Koperasi dan UMKM, Diskoperindag Berau, Hidayat Sorang, ia menegaskan program ini merupakan hasil koordinasi dengan Dinas Sosial dalam memilih penerima yang kurang mampu.
“Para peserta sudah mendapatkan pelatihan di awal dan pertengahan tahun. Meski pembagian bantuan sedikit terlambat karena agenda pilkada dan pemilu, kami tetap berkomitmen membantu mereka, termasuk dalam pembuatan izin usaha,” ungkapnya.
Selain itu, Diskoperindag Berau juga mendorong peserta untuk mengajukan proposal agar dapat mengakses pasar digital dan ritel modern.
Adapun, kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program adalah perbedaan data antara Dinas Sosial dan Diskoperindag, sehingga perlu kerja sama lebih erat untuk memaksimalkan dampak program.(*)