TANJUNG REDEB – Sebuah pameran seni yang diinisiasi Komunitas Tepian Kolektif, Eskapade Utopia, digelar pada 5-6 Juli 2025.
Acara ini menghadirkan rangkaian presentasi karya visual yang berbasis riset komunitas dengan fokus pada perubahan ekologi dan sosial di Kabupaten Berau.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Ilyas Natsir, menyatakan, Eskapade Utopia merupakan bukti nyata semangat dan kepedulian generasi muda terhadap daerahnya melalui pendekatan kreatif dan edukatif.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Berau, saya menyambut baik kegiatan ini sebagai wujud apresiasi terhadap karya seni para seniman muda yang kreatif. Ini bentuk dorongan agar mereka semakin semangat dalam berkarya,” kata Ilyas.
Menurutnya, keunikan dari pameran ini terletak pada pendekatannya yang berbasis riset komunitas.
Para seniman muda tidak hanya menampilkan karya estetik, tetapi juga menyuarakan isu-isu penting, seperti kerusakan ekologi, dinamika sosial, hingga pentingnya pemanfaatan sampah menjadi karya seni yang bernilai.
“Sebagai destinasi wisata alam, Berau memiliki kekayaan lingkungan yang harus dijaga. Lewat karya seni, pesan pelestarian bisa disampaikan dengan cara yang lebih menyentuh dan membekas di hati masyarakat,” tambahnya.
Ilyas juga menegaskan, Pemerintah Kabupaten Berau terus berkomitmen mengembangkan industri kreatif sebagai bagian dari penguatan sektor pariwisata dan pelestarian kearifan lokal.
“Kami ingin kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini. Harapannya, pameran seni bisa lebih sering ditampilkan di ruang-ruang publik agar masyarakat lebih dekat dengan dunia kreatif,” tuturnya.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Kelola, Badan Pemajuan Kebudayaan Kaltimtara Wilayah XIV, serta semua kolaborator lintas disiplin yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Kami percaya, kreativitas anak muda harus terus didukung agar skena seni Berau tumbuh, dikenal luas, dan berdampak nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Salah satu pengunjung, Dini Agustin, mengaku terkesan dengan konsep pameran yang tidak hanya menampilkan seni sebagai hiburan visual, tetapi juga mengandung pesan reflektif tentang kondisi sosial dan lingkungan sekitar.
“Pamerannya menyentuh. Beberapa karya membuat saya berpikir ulang tentang bagaimana kita berinteraksi dengan alam dan lingkungan sosial. Ini bukan sekadar seni, tapi juga bentuk edukasi yang kreatif,” tutupnya. (*)