TANJUNG REDEB – Kepala Perum Bulog Berau, Lucky Ali Akbar, mengungkapkan komitmen Bulog untuk menyerap 10 persen produksi beras lokal dari sentra padi di Berau pada 2025. Upaya ini dilakukan untuk mendukung pengembangan sektor pertanian lokal dan mengakomodasi hasil panen petani.
Menurut Lucky, serapan beras lokal belum dapat terlaksana pada 2024 karena masa panen padi lokal telah lewat. Namun, formulasi penyerapan telah dirancang untuk mulai diterapkan pada tahun depan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan sentra padi, terutama di Kampung Buyung-Buyung. Karena panen padi lokal hanya dua kali setahun dan luas lahannya tidak terlalu besar, kami harus membuat formulasi yang pas. Selain itu, kualitas beras, seperti tingkat patahan, juga menjadi perhatian kami,” jelas Lucky.
Bulog sempat berencana memulai serapan pada Desember 2024. Namun, stok padi di sentra penggilingan di Buyung-Buyung telah habis. Oleh karena itu, fokus serapan diproyeksikan dimulai pada musim panen berikutnya, yang diperkirakan berlangsung pada Maret hingga April 2025.
“Kami akan memulai dari Buyung-Buyung sebagai sentra penggilingan padi, tetapi tidak menutup kemungkinan membuka kerja sama dengan kampung lain. Petani atau mitra yang ingin bekerja sama dengan Bulog tidak dipungut biaya apa pun. Persyaratannya hanya KTP dan NPWP, yang bisa langsung dikoordinasikan dengan kami,” tambahnya.
Lucky menjelaskan, Bulog menerapkan standar kualitas tertentu untuk beras yang diserap. Untuk kategori beras premium, tingkat patahan maksimal adalah 15 persen, sedangkan untuk medium toleransinya hingga 25 persen. Jika di atas standar tersebut, diperlukan perlakuan khusus untuk memenuhi kriteria.
“Selama ini, banyak tantangan pascapanen yang dirasakan petani lokal, mulai dari pengolahan di hulu hingga hilir. Namun, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang masuk diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi,” ujarnya.
Terkait harga, Lucky menyebutkan bahwa Bulog mematok Rp12.000 per kilogram untuk cadangan beras pemerintah dengan standar kadar air dan patahan tertentu.
“Kami optimistis, dengan perencanaan dan koordinasi yang baik, penyerapan beras lokal dapat berjalan lancar dan mendukung perekonomian petani Berau. Insyaallah, pada 2025 target ini mulai terealisasi,” pungkasnya. (*)