TANJUNG REDEB – Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Berau terus mendorong pengembangan home industry atau industri rumahan sebagai salah satu motor penggerak ekonomi kampung.
Usaha berbasis rumah tangga ini dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kepala Diskoperindag Berau, Eva Yunita, mengatakan, industri rumahan bukan sekadar alternatif usaha, melainkan bagian dari ekonomi kreatif yang tumbuh langsung dari inisiatif masyarakat.
Karena itu, pemerintah terus berupaya memberi pembinaan, pelatihan teknis, serta edukasi tentang pentingnya legalitas usaha.

“Home industri bisa menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Dengan modal terbatas, ibu-ibu rumah tangga bisa menghasilkan produk bernilai jual tinggi,” kata Eva kepada Berauterkini, Minggu (6/7/2025).
Eva juga menekankan pentingnya aspek legalitas, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), label produk, dan perlindungan kekayaan intelektual.
“Kalau pelaku UMKM sudah punya izin, kemasan yang menarik, dan perlindungan merek, mereka bisa naik kelas dan bersaing di pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Salah satu contoh nyata perkembangan home industri ini terlihat di Kampung Teluk Alulu, Kecamatan Maratua.
Kepala Kampung Teluk Alulu, Noraliansyah, mengatakan, banyak produk makanan yang beredar di Kecamatan Maratua berasal dari usaha rumahan di kampungnya.
“Jadi, kami di sini punya produk UMKM yang dikelola di rumah oleh ibu-ibu PKK. Mereka memproduksi makanan, lalu dititipkan ke kios-kios. Itu cukup membantu perekonomian keluarga,” ujarnya.
Meski belum berkontribusi langsung sebagai Pendapatan Asli Kampung (PAK), Noraliansyah menyebut para pelaku usaha tetap mendapat perhatian pemerintah melalui pelatihan dan pembinaan.
“Harapan kami, home industry ini tidak hanya meningkatkan kemandirian ibu rumah tangga, tetapi ke depan bisa jadi sumber resmi pendapatan kampung,” tutupnya. (*/Adv)