TANJUNG REDEB – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Berau terus berupaya mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air, baik untuk kebutuhan irigasi maupun drainase.

Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Berau, Hendra Pranata, menegaskan pentingnya pengelolaan air sebagai langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan serta menjaga kenyamanan pemukiman warga.

“Ada dua pembagian di bidang saya. Kalau irigasi, kami fokuskan untuk mendukung lahan persawahan, sementara drainase untuk memastikan fasilitas umum dan pemukiman tidak mengalami genangan berlebih,” ungkap Hendra, Minggu (23/2/2025).

Drainase yang berada di pemukiman umum dapat ditangani melalui pihaknya. Namun, jika masalah terjadi di badan jalan, perlu dilakukan pendekatan terpadu dengan peningkatan infrastruktur jalan agar lebih efektif.

Dia mengambil contoh, beberapa kampung yang memberikan usulan saat Musrenbang di antaranya, Kampung Tasuk menjadi salah satu wilayah prioritas dalam pengelolaan drainase. Saat ini, drainase di kampung tersebut sudah mendukung fasilitas pendidikan seperti SD dan SMP.

Namun, Hendra mengungkapkan kendala yang muncul, di mana pihaknya tidak bisa memenuhi permintaan dalam pembangunan jembatan dengan lebar di bawah 6 meter.

“Jembatan kecil sulit dibangun karena kendala teknis yang kompleks. Meski begitu, kami tetap berkomitmen melanjutkan pengelolaan sumber daya air di Tasuk untuk mendukung infrastruktur yang lebih baik,” kata Hendra.

Kampung Pulau Besing memiliki tantangan tersendiri dalam pengelolaan sumber daya air. Kawasan ini membutuhkan sistem drainase yang memadai untuk mengatasi kelebihan air. Selain itu, turap juga diajukan sebagai solusi penguatan wilayah.

“Kami sudah mengamati kondisi tanah di Pulau Besing yang cenderung lunak. Ini membutuhkan perencanaan matang. Hal ini sudah kami perhatikan sejak awal pembangunan jembatan,” jelasnya.

Hendra juga memaparkan perkembangan pengelolaan sumber daya air di Kampung Batu-Batu. Di sana, Detail Engineering Design (DED) telah rampung, dan beberapa pekerjaan fisik sudah berjalan.

“Kampung Batu-Batu telah memiliki DED yang matang sebagai acuan perencanaan. Dengan dukungan ini, pembangunan fisik dapat dilakukan secara bertahap dan tepat sasaran,” katanya.

Pihaknya optimis bahwa pengelolaan sumber daya air yang optimal akan memberikan dampak besar, baik di sektor pertanian maupun pemukiman. Hendra berharap seluruh elemen masyarakat dapat bekerja sama untuk mendukung program yang telah dirancang. (*)