Reporter : Sulaiman
|
Editor :

TANJUNG REDEB – Udeng Singal menjadi hiasan kepala atau ikat kepala yang membuat suasana pembukaan Berau EXPO 2024 terlihat berbeda, di Gedung Olah Raga (GOR) Pemuda Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Minggu (25/8/2027).

Udeng yang banyak digunakan para pejabat laki-laki dan tamu kehormatan lainnya itu diklaim sangat mirip dengan “Singal” yang dimiliki Kalimantan Utara (Kaltara).

Udeng diketahui merupakan ikat kepala yang saat ini ramai digunakan di berbagai daerah. Biasanya digunakan oleh para laki-laki di Bali. Kemudian menjamur di berbagai daerah lainnya, dan dijadikan bagian dari identitas daerah.

Khusus di Berau, Udeng Singal kemarin diperkenalkan oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Berau. Saat pembukaan Berau Expo 2024.

Saat dikonfirmasi, Kepala DPMPTSP Berau, Nanang Bakran, mengatakan Udeng Singal tersebut digunakan sebagai bentuk pengenalan budaya melayu di Berau.

27H UDEG 2

“Kita ini wilayah wisata, udeng diperkenalkan sebagai upaya kenalkan budaya,” kata Nanang-sapaannya saat dikonfirmasi.

Dia mengungkapkan, udeng yang berwarna kuning hitam itu melambangkan persatuan warga “Bumi Batiwakkal”. Di tengah kemajemukan suku, agama dan budaya warga Berau.

“Itu melambangkan persatuan,” ungkapnya.

Ketika udeng sudah diikatkan di kepala, dia menyebut, itu dijadikan sebagai penanda kesiapan orang untuk mulai bekerja dan berkarya dengan penuh semangat.

“Itu bagian dari motivasi kepada setiap orang yang pakai udeng ini,” ungkapnya.

Disinggung soal anggapan bahwa udeng tersebut tidak orisinil dari hasil karya daerah, dia menyebut, setiap orang boleh untuk menilai.

Namun ditegaskan bahwa udeng tersebut dapat digunakan oleh seluruh daerah bangsa melayu, sehingga tidak dibatasi oleh klaim daerah manapun.

Diketahui, di Kalimantan Utara juga memiliki Udeng Singal Kaltara, Pagun Taka. Dimana warna dan bentuknya sangat mirip dengan udeng yang dikenakan oleh para pejabat saat pembukaan Berau EXPO 2024.

“Oh, nggak lah (model udeng tiruan). Melayu ‘kan memang model dan warnanya seperti ini,” bebernya.

“Kita ini satu rumpun melayu, tidak bisa dibeda-bedakan,” tangkisnya.

Kendati demikian, ditegaskan Udeng Singal tersebut masih akan mengalami pengembangan ke depan. Dia pun siap menerima kritik dan saran untuk menggali ciri yang khas dari ikat kepala tersebut.

“Ini akan terus berkembang, kami terima kritik dan saran,” ucapnya.

Dia menganggap, sejauh ini pihaknya mendapatkan komentar positif dari dikenalkannya udeng tersebut.

“Tapi memang ada juga yang ingin modelnya di modifikasi lagi,” jelasnya. (*)