Reporter : Sulaiman
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Sebanyak 19 orang pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ Berau), mengikuti pengembangan pengetahuan pengelolaan lembaga di LPTQ Jakarta dan Surabaya.

Program studi tiru atau banding tersebut diinisiasi oleh Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Setda Berau. Digelar pada awal Desember lalu selama hampir sepekan.

Kepala Bagian (Kabag) Kesra Setda Berau, Mulyadi, mengatakan ke depan pihaknya mendorong seluruh SDM yang ada di dalam pengurusan LPTQ dapat aktif dalam mengelola lembaga bentukan pemerintah tersebut.

“Kami sengaja menggelar program ini, agar ada peningkatan kapasitas SDM,” kata Mulyadi.

Pihaknya tak ingin lembaga tersebut dianggap aktif hanya kala lomba tilawatil quran bakal digelar.

Sementara, proses pembinaan dan pelatihan seharusnya dipersiapkan selama setahun. Sebelum lomba tersebut digelar. Baik dari lomba MTQ di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional.

“Jadi sibuknya tidak musiman, semua bisa disiapkan dengan matang,” ujar dia.

Di samping itu, menurutnya perlu ada aktivitas yang produktif di gedung Tahfidz Berau. Yang dijadikan sekretariat LPTQ Berau saat ini.

Paling tidak, proses penjaringan, pembinaan, pendidikan, pelatihan dapat berjalan aktif di gedung tersebut.

Dari studi banding yang dilakukan, ia mendapati pengalaman yang berharga. Khusus di Jakarta dan Surabaya, dia mendapati LPTQ dikelola secara profesional.

WhatsApp Image 2024 12 17 at 21.17.05

Bahkan, secara struktur pun dianggap ideal. Pengurus dari kepala hingga badan maupun bidang, disiapkan untuk menjalankan program LPTQ selama setahun.

“Mulai program mingguan, bulanan, tahunan, mereka siapkan dalam program kerja satu tahun,” bebernya.

Di samping itu, Berau pun mesti memperbaiki posisi peringkat dalam gelaran lomba MTQ. Beberapa tahun belakangan ini diketahui Berau belum bisa meraih gelar juara di MTQ tingkat provinsi.

“Ini menjadi bagian dari ikhtiar kita bersama,” ujarnya.

Bila skema tersebut berjalan sesuai harapan. Ia meyakini, untuk beberapa jenis perlombaan mulai dari tartil, tilawah, kaligrafi dan bidang lainnya akan bisa diraih.

“Maka kita bisa menargetkan prestasi bila itu berjalan dengan baik,” tutur dia.

Dipilihnya Jakarta dan Surabaya sebagai lokasi studi banding, dilatari alasan prestasi kedua daerah tersebut yang sudah berprestasi di MTQ tingkat internasional.

Bahkan, di level nasional kedua daerah tersebut selalu langganan juara dalam beberapa kali gelaran MTQ.

LPTQ di kedua daerah tersebut pun mendapatkan dukungan serius dari pemerintah masing-masing daerah.

“Jakarta itu langganan juara umum, laik kita belajar ke sana,” ujarnya.

Ke depan, LPTQ Berau akan secara resmi menjadi lembaga yang berdiri setara dengan Baznas dan MUI. Sehingga memungkinkan untuk menerima dana hibah setiap tahunnya.

“Ini gebrakan baru di pengurus LPTQ,” kata dia.

Ia berharap, dari proses pendampingan Bagian Kesra Setda Berau kepada LPTQ dapat berbuah manis untuk prestasi bidang keagamaan tersebut.

Termasuk pula harapan akan sinerginya LPTQ dengan Pemkab Berau. Di bawah komando kepala daerah lima tahun yang akan datang.

“Semoga ikhtiar ini berbuah manis,” harap dia. (*)