TANJUNG REDEB — Baru saja para peserta seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) gembira dengan kabar kelulusan, kini mereka dihadapkan dengan tahap tes kesehatan yang harganya selangit.
Situasi ini dihadapi oleh para Pegawai Tak Tetap (PTT) yang lolos PPPK di lingkungan Pemkab Berau. Usai menerima pengumuman kelulusan, tahap tes kesehatan merupakan tahapan mutlak yang mesti dilalui oleh para peserta.
Khusus calon PPPK di Berau, mereka harus mengikuti tes kesehatan di RSUD dr Abdul Rivai dengan biaya Rp994.500 per orang. Rinciannya adalah pembayaran surat keterangan sehat rohani atau tes MMPI senilai Rp696.500, surat keterangan pemeriksaan urine narkoba atau tes narkoba senilai Rp213 ribu, dan tes kesehatan jasmani senilai Rp35 ribu.
Angka ini dianggap sangat memberatkan para PTT di Pemkab Berau. Seperti yang diutarakan Lestari (bukan nama sebenarnya), salah satu PPPK yang lolos tes tahap pertama tahun lalu.
“Tes ini sangat mahal dan memberatkan kami yang belum mendapatkan gaji pada periode awal tahun ini,” keluh Lestari saat diwawancarai awak Berauterkini.co.id melalui aplikasi pesan instan WhatsApp, Sabtu (4/1/2025).
Ia mengaku kaget dengan harga yang ditetapkan RSUD dr Abdul Rivai, kendati pihak rumah sakit mengklaim harga tersebut telah sesuai dengan Perda Nomor 7/2023 tentang pajak dan retribusi daerah.
“Memang tahap ini ada, tapi kaget harganya mahal betul,” kata dia.
Senada, Michael (bukan nama sebenarnya), juga merasa harga tersebut terlalu berlebihan karena tidak sama dengan harga yang ditetapkan di beberapa fasilitas kesehatan di Kaltim. Ia mencontohkan harga di RSJD Atmahusada Mahakam yang hanya Rp340 ribu, sama dengan Laboratorium Kesehatan (Labkes) Kaltim.
“Itu loh cuma Rp340 aja, jauh betul harganya di Berau,” ucapnya.
Ia mengaku isi dompetnya di awal tahun 2025 ini masih seret, karena telah digunakan untuk berlibur saat libur Nataru beberapa waktu lalu.
“Kami ini PTT kalau awal tahun, gajian baru di bulan Februari nanti, sekarang masih seret,” ujarnya.
Penderitaan ini ditambah dengan naiknya tarif kebutuhan dasar seperti air PDAM di Berau, yang juga mengalami kenaikan tarif pembayaran bulanan baru-baru ini.
“Kami keberatan pasti, karena di tempat lain ini lebih murah,” ujarnya.
Ia berharap Pemkab Berau dapat merumuskan formula baru untuk menekan angka tersebut.
“Semoga ada kebijakan baru,” harapnya.
Hingga berita ini ditayangkan, manajemen RSUD dr Abdul Rivai masih melangsungkan rapat internal sehingga belum dapat memberikan jawaban yang berarti kepada awak media ini. (/)