Reporter : Sulaiman
|
Editor : Fathur

TANJUNG REDEB — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau memasang 30 tiang penerangan jalan umum (PJU) baru di Jalan Murjani II yang tumpang tindih dengan PJU garapan Dinas Perhubungan (Dishub) Berau.

Pemasangan ini dinilai mubazir karena jalan tersebut sudah diterangi oleh PJU yang dipasang sebelumnya oleh Dishub Berau. Sementara itu, masih banyak jalanan di kampung yang gelap gulita tanpa penerangan.

Bedanya, saat ini memang jadi lebih terang. Kedua PJU itu pun aktif menerangi bahu jalan di Jalan Murjani II.

Hal ini berbanding terbalik dengan realitas jalan yang ada di beberapa kampung di hulu Berau, di mana listrik dan internet pun masih belum dirasakan oleh masyarakat pedalaman tersebut.

Kepala DPUPR Berau, Fendra Firnawan, melalui Junaidi, Kabid Preservasi Jalan dan Jembatan DPUPR Berau, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan lanjutan dari revitalisasi pedestrian dan bangunan pelengkap kawasan di Jalan Murjani II dan III sepanjang 1,6 kilometer.

“Itu bagian dari sarana pendukung dari pedestrian yang dibangun sebelumnya,” kata Junaidi, Jumat (3/12/2024).

PJU itu pun dibuat unik dengan ukiran besi dihiasi batik setinggi 10 meter, lengkap dengan pancang beton di sisi bawah. Satu tiang PJU dilengkapi dengan lampu sebesar 100 watt, daya 240 volt. Energi listrik dari PJU itu bersumber dari daya yang dialirkan PT PLN UP3 Berau.

Setiap tiang berjarak rata-rata 20 meter dengan total tiang terpasang sebanyak 30 tiang. Pengerjaan proyek ini pun diklaim telah melalui proses konsultasi dengan pihak Dishub Berau.

Selain PJU, dalam satu proyek tersebut juga dikerjakan pemasangan bollard atau pembatas agar kendaraan tak parkir sembarangan. Plang nama gang yang baru juga dipasang dengan klaim tampak lebih baik daripada sebelumnya.

“Spesifikasi tiang sudah dari hasil konsultasi di Dishub Berau,” ujarnya.

Dalam merealisasikan proyek itu, DPUPR Berau menggelontorkan anggaran senilai Rp646 juta yang diambil dari APBD Berau pada 2024 lalu.

“Desain tiang lampu yang dihadirkan harus unik, contohnya membawa unsur etnik berupa ornamen burung enggang dan ukiran,” bebernya.

Tumpang tindih PJU pun diamini. Dalam satu jalur itu, selain yang dibangun oleh Dishub Berau, juga terdapat PJU yang dibangun menggunakan CSR perusahaan.

Junaidi mengatakan, spesifikasi PJU yang ada sebelumnya tidak sesuai dan kebanyakan sudah tidak berfungsi lagi sehingga dimungkinkan untuk dilakukan pencopotan.

“Yang ada sebagian besar sudah tidak berfungsi lagi,” ucapnya. (/)