TANJUNG REDEB – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Berau menyatakan saat ini wilayah Berau berada dalam masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau.

Kendati demikian, sebagian besar wilayah masih akan mengalami curah hujan dalam beberapa pekan ke depan, terutama di bagian barat Berau, seperti Kecamatan Kelay dan Segah.

Kepala BMKG Berau, Ade Heryadi, menjelaskan, peralihan musim di Bumi Batiwakkal tidak terjadi secara serentak. 

Wilayah pesisir selatan, seperti Biduk-Biduk dan sekitarnya, diperkirakan akan mulai memasuki musim kemarau pada akhir Juni.

Sementara itu, wilayah Pulau Derawan dan sekitarnya diperkirakan kering pada akhir Juli. Sedangkan, di wilayah Tanjung Redeb, Teluk Bayur, Gunung Tabur, dan Sambaliung, musim kemarau diperkirakan baru akan masuk pada awal Agustus.

Namun berbeda dengan wilayah lainnya, dua kecamatan di bagian barat Berau, yaitu Segah dan Kelay, memiliki karakteristik musim yang cenderung basah sepanjang tahun.

Hal ini disebabkan pola iklim lokal yang membuat pertumbuhan awan hujan terjadi hampir setiap hari.

“Di Segah dan Kelay, potensi hujan masih cukup tinggi. Awan-awan hujan terus tumbuh hampir setiap hari, sehingga kedua wilayah ini masih berada dalam kondisi rawan banjir,” ujar Ade, Minggu (18/5/2025).

Selain potensi banjir, BMKG juga mengingatkan risiko tanah longsor, terutama di daerah dataran tinggi dan wilayah-wilayah yang memiliki kontur lereng curam.

Jalan-jalan penghubung antar wilayah yang sebelumnya sudah mulai tergerus akibat hujan deras dan limpasan air juga perlu diwaspadai.

“Kondisi tanah yang labil dan hujan yang masih turun bisa memperparah risiko tersebut,” terangnya.

BMKG pun mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di wilayah rawan banjir dan longsor, untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca terkini.

Pemerintah daerah juga diharapkan dapat melakukan langkah-langkah mitigasi sejak dini untuk mengurangi risiko bencana, termasuk perbaikan infrastruktur jalan yang rawan terputus akibat longsor. (*)