Reporter : Hendra Irawan
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terus berupaya menjaga keutuhan daratan di destinasi wisata Pulau Derawan. Fenomena abrasi yang mengancam pulau ini memerlukan penanganan serius guna menjamin keselamatan dan keamanan wisatawan serta penduduk asli.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir, mengungkapkan bahwa masalah abrasi sudah termasuk dalam rencana pengembangan objek wisata di Pulau Derawan. Tahun depan, penanganan abrasi akan mulai digalakkan dengan metode pencegahan yang telah disiapkan.

“Itu sudah dapat penanganan. Ini dalam upaya menjaga keindahan Pulau Derawan dan penduduk sekitar,” ujar Samsiah, Selasa (17/12/2024).

Proyek penanganan abrasi di Pulau Derawan akan segera dikerjakan dengan anggaran sekitar Rp15 miliar, sementara nilai perencanaan mencapai Rp1,5 miliar. Situasi ini dinilai mendesak, terlebih lagi telah direkomendasikan oleh Menparekraf RI Sandiaga Uno.

“Ini sudah jadi perhatian di nasional. Karena ini destinasi wisata unggulan di Indonesia,” kata Samsiah.

Langkah ini menunjukkan keseriusan Pemkab Berau dalam menjaga setiap destinasi wisata di Bumi Batiwakkal, mengingat banyak pihak yang menggantungkan hidup dari industri pariwisata. Samsiah menyambut baik proyek tersebut sebagai solusi jangka panjang untuk menjaga kelestarian Pulau Derawan.

“Artinya kan memang pemerintah serius melakukan penanganan itu,” tambahnya.

Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Berau, Hendra Pranata, membenarkan bahwa penanganan abrasi di Pulau Derawan direncanakan dimulai pada 2025. Izin dari KPUPR dan KLHK telah rampung.

“Tahun ini kami fokus pada perencanaannya dengan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar,” kata Hendra.

Setelah perencanaan selesai pada 2024, pembangunan fisik pengaman pantai akan dimulai pada 2025. DPUPR akan bekerja sama dengan organisasi lingkungan World Wildlife Fund (WWF) untuk memastikan pembangunan pengaman pantai tidak mengganggu habitat penyu.

“Kami akan berkolaborasi dengan WWF, LSM yang bergerak di bidang lingkungan, agar pembangunan pengaman tidak mengganggu habitat penyu,” tutup Hendra.