TANJUNG REDEB – Bencana banjir yang melanda belasan kampung di Kabupaten Berau berpotensi menjadi biang penyebaran penyakit bagi para korban.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Lamlay Sarie, mengatakan, diare merupakan penyakit yang dapat dimitigasi karena rentan dialami para korban banjir.

Tak hanya anak-anak, kelompok usia dewasa pun akan berpotensi terserang diare bila tak menjaga konsumsi air dan makanan sehari-hari.

“Ini yang jadi perhatian kami,” kata Lamlay saat mengikuti peninjauan lokasi banjir bersama Bupati Berau Sri Juniarsih, Rabu (7/5/2025).

Selain itu, sebaran penyakit demam berdarah dari jentik nyamuk yang bertumbuh di genangan air pasca banjir juga mengintai para korban.

Bahkan, nyamuk yang menyebarkan penyakit malaria juga berpotensi berkembang biak pada daratan dengan kondisi lembab dan memiliki genangan air di sekitar rumah penduduk.

“Itu semua penyakit yang dapat dimitigasi dapat berkembang saat bencana seperti ini,” sebut dia. 

Peralihan musim hujan ke musim kemarau alias pancaroba, kata Lamlay, juga disebut memiliki potensi timbulnya penyakit kulit. 

Hal ini bisa disebabkan karena warga kesulitan mengakses air bersih, baik dikonsumsi maupun untuk Mandi Cuci Kakus (MCK). 

“Kami akan menerjunkan surveilans khusus yang melakukan pemantauan di lokasi banjir ini,” terangnya. 

Saat ini, para petugas tengah dikerahkan untuk melakukan pendataan penyakit yang diderita oleh warga kampung yang kebanjiran.

Pihaknya melibatkan petugas dari Dinkes Berau dan petugas puskesmas induk di kecamatan.

“Data kami update dulu ya, nanti kami akan sampaikan secara terbuka laporannya,” pungkasnya. (*/Adv)