Reporter : Sulaiman
|
Editor : Fathur

TANJUNG REDEB – Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Berau, Muhammad Bayu, menepis kabar yang menyebut pihaknya bergabung dengan manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Berau dilatari keinginan untuk menambang batubara.

Ia menyampaikan bahwa beberapa bulan lalu dirinya sempat didemo oleh para mahasiswa di STIPER Berau. Kabar yang beredar di Berau pun mengindikasikan hal yang sama.

Melayangkan protes ke STIPER, mahasiswa menuding pihak UM Berau berupaya mengeksplorasi ‘emas hitam’ yang berada di bawah lahan kampus tersebut.

“Itu sama sekali tidak benar,” tegas Bayu saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/1/2025).

Dikabarkan sebelumnya, mulai 2024 kedua kampus swasta di Bumi Batiwakkal tersebut sepakat untuk bergabung. STIPER masuk ke dalam lingkungan akademik UM Berau.

Proses penggabungan sedang berjalan dan tinggal menunggu pengesahan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek RI). Pada 15 Januari 2025 mendatang, pihak kementerian akan melakukan verifikasi langsung ke kedua kampus tersebut.

Bayu menerangkan, niat penggabungan dua lembaga pendidikan tersebut murni dilatari keinginan untuk memastikan kualitas pendidikan di Berau.

“Kami hanya ingin pendidikan di Berau berkualitas,” kata Bayu.

Dirinya mengakui bahwa STIPER Berau memiliki lahan seluas 10 hektare (Ha), yang saat ini masih tidur alias belum dipergunakan. Ia memastikan, lahan tersebut akan dibangun fasilitas pendidikan, baik ruang kelas maupun lahan laboratorium untuk mahasiswa.

“Lebih baik kami gunakan untuk bangun fasilitas kampus,” tegasnya.

Kendati saat ini Muhammadiyah sangat akrab dengan isu penambangan ramah lingkungan, Bayu menegaskan langkah tersebut murni dari Peserikatan Muhammadiyah di level pusat. Sementara dirinya hanya fokus dalam pengembangan fasilitas pendidikan di Berau.

Pun dalam berbisnis, ia memastikan tak akan bersentuhan dengan dunia pertambangan maupun perkebunan. Bayu mencontohkan, bisnis yang saat ini digeluti oleh UM Berau adalah pengelolaan SM Tower, salah satu hotel megah yang berada di Jalan Teuku Umar, Tanjung Redeb.

“Itu saja. Kami tidak main tambang,” tegasnya lagi. (*)