TANJUNG REDEB – Catatan prestasi Universitas Muhammadiyah Berau kian bertambah. Akademisi UM Berau, Faisal Binsar, tampil di panggung Asia-Pacific Nursing Congress 2025 di Singapura.

Dalam forum yang diinisiasi Peers Alley Media, lembaga asal Kanada, yang mengusung tema Advanced Nursing Practice, Nursing Education, and Leadership Conclave, Faisal tampil sebagai inovator di bidang teknologi keperawatan. 

Faisal merupakan seorang praktisi di bidang digital peduli kesehatan atau healthcare, yang akhirnya membuatnya melakukan presentasi langsung di panggung internasional.

Dirinya unjuk kemahiran dihadapan lebih dari 100 delegasi dari 20 negara. Acara itu menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran keperawatan di tengah kompleksitas sistem kesehatan global.

Dosen Program Studi Bisnis Digital Universitas Muhammadiyah Berau ini menyampaikan inovasinya, yakni Strategic Innovation and Educational Transformation in Digital Healthcare: Gamification to Grow Motivation for Interactive Engagement of Health Nurses in Using Health Information Systems.

Ia memperkenalkan pendekatan gamification sebagai strategi untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan perawat dalam memanfaatkan sistem informasi kesehatan.

Pendekatan ini diyakini mampu mempercepat proses pengambilan keputusan klinis berbasis data, meningkatkan efisiensi kerja, dan memperkuat mutu layanan yang berfokus pada pasien.

“Perawat kini bukan sekadar pelaksana teknis, melainkan pilar utama dalam sistem kesehatan digital yang berpusat pada pasien,” tegas Faisal.

Faisal menambahkan, teknologi keperawatan harus dirancang secara sederhana namun berdampak besar, terutama dalam mendukung keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.

Tak hanya tampil sebagai pembicara, Faisal juga aktif membangun jejaring kolaborasi internasional dengan berbagai pakar dan institusi selama konferensi.

Komitmen kerja sama ini meliputi pengembangan teknologi, penelitian bersama, serta pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik dalam bidang keperawatan digital.

“Semoga inovasi teknologi ini bisa berdampak positif dalam peningkatan pelayanan medis di dunia,” harapnya.

Faisal menyebut beberapa mitra kolaborasi strategis. Pertama, Prof Tze Shien Lo (VA Fargo Health Care System, AS) yang mendiskusikan tentang penerapan Nurse-Initiated Stool Clostridioides Difficile Testing untuk mempercepat diagnosis dan efisiensi tindakan klinis.

Kedua, Prof Qian Xiao (Capital Medical University, China) tentang kolaborasi dalam pengembangan sistem pendidikan digital dengan pendekatan ganda dari perspektif guru dan siswa, serta pemanfaatan alat komunikasi pintar bagi pasien ICU dengan ventilator.

Ketiga, Panicha Boonsawad (Srisavarindhira Thai Red Cross Institute of Nursing, Thailand) yang tertarik pada pendekatan edukatif Faisal, membuka peluang kerja sama dalam pelatihan perawat komunitas dalam menangani demensia dengan metode mixed methods.

Keempat, Prof Adella Campbell (University of Technology, Jamaica) tentang menjelajahi kolaborasi dalam riset telenursing dan pengembangan layanan keperawatan lintas wilayah melalui teknologi komunikasi jarak jauh.

Sejumlah pakar dunia lainnya juga menyuarakan pentingnya digitalisasi dalam praktik keperawatan.

Pertama, Prof David John Wortley (International Society of Digital Medicine, Inggris) membahas pengaruh lifestyle medicine dan inovasi digital terhadap redefinisi peran perawat.

Kedua, Prof Judy Matthews (Queensland University of Technology, Australia) menekankan pentingnya desain sistem yang berpusat pada pasien dan tenaga kesehatan.

Ketiga, Weiqing Zhang (Shanghai Jiao Tong University, China) memaparkan hasil studi observasional terkait waktu ideal penggunaan posisi tengkurap pada pasien Covid-19.

Menurut Faisal, Asia-Pacific Nursing Congress 2025 menjadi titik temu penting bagi negara-negara di kawasan dan dunia untuk merancang sistem kesehatan yang lebih adaptif, inklusif, dan berorientasi pada kualitas hidup pasien.Dalam forum ini, Indonesia tidak hanya hadir sebagai peserta, namun tampil sebagai inisiator kolaborasi global yang menjanjikan perubahan nyata di lapangan. (*)