TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK),  membuka skema pelibatan pihak ketiga untuk suntikan tenaga pasukan oranye, yakni laskar kebersihan.

Perekrutan tenaga-tenaga kebersihan itu, DLHK Berau, berencana akan melibatkan pihak ketiga untuk tenaga kontrak pasukan oranye.

Opsi tersebut menjadi alternatif pemerintah dalam menyiasati peningkatan produksi sampah harian rumah tangga.

Seperti dijelaskan Kepala DLHK Berau, Mustakim Suharjana, sudah lebih kurang 9 tahun belakangan ini, pemerintah belum pernah membuka lowongan untuk tenaga kebersihan.

“Belum pernah menerima tenaga kebersihan. Terakhir itu tahun 2016,” ungkap Mustakim.

Sementara itu, jumlah produksi sampah rumah tangga hingga saat ini terus meningkat. Dalam sehari, petugas menangani sampah sebanyak 80 ton yang ditangani personel kebersihan dengan jumlah 400-an petugas.

Namun petugas yang ada di lapangan, jumlahnya timpang dengan jumlah produksi sampah tersebut. Walhasil, gunungan sampah yang ada di TPA Bujangga sukar ditanggulangi.

“Jadi, sekarang kita memang butuh tambahan personel kebersihan,” kata Mustakim.

Belum lagi kondisi dimana Berau tengah gencar melakukan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH). Secara otomatis lokasi RTH baru tersebut membutuhkan tambahan jumlah personel.

Mustakim menyebut, setiap RTH harus ditempatkan minimal dua orang petugas yang ditugaskan untuk merawat tumbuhan dan kebersihan di taman buatan pemerintah tersebut.

“Itu penting untuk keberlangsungan taman yang sudah dibangun pemerintah,” terangnya.

Skema kerja sama tenaga kerja outsourching tersebut, telah disuarakan Bupati Berau Sri Juniarsih, ketika berkeliling kecamatan dalam agenda Musrenbang pada Februari lalu.

Hanya saja, dalam penentuan jadwal pembukaan skema kerja sama dengan penyedia jasa tenaga kebersihan, Mustakim menegaskan, masih membutuhkan kajian lebih lanjut dengan pertimbangan kemampuan anggaran daerah.

“Khusus untuk tenaga kebersihan, angkanya itu bisa miliaran per bulan. Makanya, penting punya alternatif untuk menjaga kebersihan kota,” jelasnya.

Diketahui, saat ini Berau belum memiliki metode pengelolaan sampah yang baik. Hal itu yang menyebabkan Berau kembali gagal untuk mendapatkan Adipura Kencana pada tahun ini.

Karena itu, pemerintah pada tahun ini pula meminta pendampingan Dinas Lingkungan Hidup Kaltim, untuk membantu menyusun rencana tata kota agar kembali mendapatkan Penghargaan Adipura Kencana.

“Nanti dibantu sama teman-teman di provinsi soal tata kelola sampah kota,” ujar Mustakim. (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h