TANJUNG REDEB – Bermodalkan resep turun-temurun yang diwariskan oleh orang tua dan semangat pantang menyerah, M Hasbi (60), seorang pengusaha amplang di Jalan Mangga III, Gang Ramadhan, Tanjung Redeb, berhasil menjalankan usahanya selama 15 tahun.
“Awalnya hanya belajar dari orang tua untuk konsumsi sendiri, bukan untuk dijual. Tapi seiring waktu, saya mulai melihat peluang usaha dari sini,” ujar Hasbi, Jumat (16/5/2025).
Keunikan amplang yang diproduksi oleh Hasbi terletak pada bahan bakunya. Ia menegaskan tidak ada kompromi soal kualitas, sehingga ikan yang digunakan harus segar.
“Bahan memang hampir sama dengan amplang lainnya, tapi kami pastikan ikannya segar. Tidak ada stok lama, kami produksi terus menerus agar kualitas tetap terjaga,” tambahnya.
Hasbi menjelaskan, bahan baku utama amplangnya didapat dari nelayan tambak dan bagan di sekitar Kabupaten Berau. Namun, ketersediaan ikan khusus menjadi salah satu tantangan yang kerap dihadapinya.
Meskipun telah sukses, Hasbi mengaku menjalankan usaha kerupuk amplang tidak selalu mudah.
“Kendalanya paling kesulitan mendapatkan ikan yang sesuai, tapi ini jadi bagian dari usaha kami untuk menjaga kualitas,” kata Hasbi.
Dia menyampaikan, pendampingan dari pemerintah daerah juga menjadi faktor penting dalam perjalanan usahanya.
“Alhamdulillah, selama ini ada dukungan dari Diskoperindag dan Dinas Perikanan untuk membantu pengembangan produk amplang kami,” ungkapnya.
Dukungan yang diberikan di antaranya terkait kelengkapan administrasi usaha dan pelatihan.
Produk amplang buatan Hasbi kini bisa didapatkan di berbagai toko swalayan dan Rumah Kemas Batiwakkal di Tanjung Redeb hingga Labanan.
Untuk menyesuaikan dengan selera pasar, Hasbi menambahkan varian rasa pada produknya. Kini, amplang yang ia produksi hadir dengan tiga pilihan rasa, yaitu original, pedas, dan daun jeruk.
Ia berharap, amplang khas Berau ini tidak hanya dikenal secara lokal, tetapi juga mampu bersaing di pasar yang lebih luas. (*/Adv)