TANJUNG REDEB – Maratua Jazz and Dive Fiesta 2025 bakal mengembalikan ruh musik jazz dalam hiburan musik pantai dan memberikan pengalaman berbeda dari penyelenggaraan pada tahun-tahun sebelumnya.

Founder MJDF, Juhriansyah, menyebut perbedaan paling mencolok adalah pengusungan konsep ‘Voluntarism’, yakni pembentukan relawan pariwisata yang dibuat terbuka. 

Sehingga, event dapat diikuti oleh lebih banyak kru untuk menyukseskan penyelenggaraan MJDF yang tahun ini merupakan yang kedelapan kalinya digelar.

“Ini konsep baru, kemarin kerja sendiri, sekarang ada relawan,” kata Rian, sapaan dia, dalam konferensi pers di Story Mount Cafe, Kamis (26/6/2025).

Konsep ini juga diklaim dapat menjadi motor penyebarluasan informasi event tahunan ini. Terbukti, saat ini, relawan sudah diisi dari Surabaya, Jakarta, dan beberapa daerah lainnya.

“Ini sekaligus jadi agen promosi MJDF,” sebutnya.

Selain itu, event ini juga mengusung konsep sustainable tourism dengan mengedepankan prinsip ramah lingkungan.

Tahun ini, penyelenggara berkomitmen untuk menekan angka produksi sampah plastik dengan memberikan tumbler atau botol minuman isi ulang yang diberikan secara gratis.

Dia mengklaim, konsep tersebut pertama dilakukan pada event jazz di dunia, di mana isu sampah plastik selalu menjadi polemik pasca event.

“Prinsip sustain itu seperti ini,” kata Rian yang juga aktivis lingkungan dari Yayasan Berau Lestari.

Dari sisi hiburan, pemain musik sape menjadi pembeda dari tahun sebelumnya. Wan Setiawan, sang pemusik sapek, memberikan warna berbeda dari gelaran tersebut.

Dia menyatakan, sudah saatnya musisi lokal diberi lebih banyak jam tayang agar ke depan mendapatkan dukungan lebih besar dari MJDF tahun ini.

“Ini komitmen. Kami tidak mau terbang sendiri,” sebutnya.

Agus Setiawan yang juga penggagas MJDF menambahkan, pada gelaran kali ini terdapat lima musisi yang akan meramaikan acara, di antaranya bintang jazz nasional, Deddy Dhukun, dan musisi beraliran musik pop jazz, Keljo.

Selain itu, ada pula talenta lokal, Kakaban Groove, Risalah Band, dan penampilan spesial dari Wan Setiawan.

Formasi panggung yang digagas diharapkan dapat memeriahkan MJDF tahun ini. 

“Semoga ini bisa jadi jawaban kebutuhan event di Berau,” kata Agus yang merupakan bagian dari Warta Jazz.

Dia juga menjelaskan, MJDF tahun ini tak meninggalkan konsep 5C yang digagas setiap tahunnya.

Hanya saja, pada tahun ini ditegaskan lewat tema ‘From the Simplicity to the Sustainable Festival’.

Konsep yang mengusung gerakan kecil untuk memberikan dampak besar terhadap industri pariwisata di Berau dan lingkungan.

“Ini menjadi keyakinan kami dalam membawa event ini bisa berhasil,” kata dia.

Dirinya mengucapkan terima kasih atas partisipasi banyak pihak, termasuk sponsor utama, mulai dari Bankaltimtara, Hutan Sanggam Berau, dan Berau Coal.

Selain itu, para pendukung acara dan media partner yang telah bekerja berkat komitmen kolaborasi.

“Terima kasih atas komitmen ini,” pungkasnya. (*)