TANJUNG REDEB – Di studio dengan dinding berwarna coklat muda, Uci Santi Dewi baru saja menyelesaikan sesi olahraga pound fit.
Olahraga yang mulai ngetrend belakangan ini. Yaitu, olahraga kardio yang menggabungkan gerakan aerobik, yoga, dan pilates dengan menabuh drum menggunakan stik drum yang disebut Ripstix.
Uci, adalah seorang pound pro. Sebutan instruktur pound fit yang berlisensi.
Suasana di dalam studio terasa hangat dan bersahabat, dengan aroma keringat yang masih tertinggal di udara, mengingatkan pada semangat latihan yang baru saja usai.
Uci mengenakan pakaian olahraga yang nyaman, dengan rambutnya yang masih sedikit basah akibat keringat. Sorotan matanya memancarkan antusiasme, membuat siapa pun yang berbicara dengannya merasa dihargai dan didengarkan.
Seperti seorang penari yang anggun, Uci bergerak dengan lincah di antara para peserta olahraga sore itu.
Uci mulai bercerita dengan penuh semangat tentang perjalanan hidupnya.
“Aku coba ikut kelas aerobik, awalnya hanya karena penasaran. Tapi ternyata aku menikmati banget, sampai mulai ikut lomba-lomba meski saat itu belum menjadi instruktur,” kenangnya dengan mata berbinar.
Di ruangan yang ramai oleh canda tawa peserta poundfit lainnya, Uci tetap fokus menjawab setiap pertanyaan awak Berauterkini.co.id dengan penuh perhatian.
Ibu dua anak ini berbagi kisah perjuangannya membangun RR Studio, nama studio aerobik miliknya.
Uci Santi Dewi, dengan segala kehangatan dan dedikasinya, menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin mewujudkan mimpi mereka melalui ketekunan dan cinta pada apa yang mereka lakukan.
Lomba aerobik pertama yang diikutinya pada tahun 2009 di GOR Pemuda, Tanjung Redeb. Dari sana, ia terus berlomba hingga ke Bulungan, Samarinda, Balikpapan, Sanggata, dan Makassar.
Kecintaannya pada aerobik semakin besar, meski ia juga bekerja dan mengurus anak.
“Pagi kerja, malamnya aerobik. Begitu selama tujuh tahun. Memang sesuka dan secinta itu aku sama olahraga ini,” ungkap Uci yang kini usianya menginjak umur 40 tahun sambil tersenyum.
Uci bukan hanya penikmat aerobik, tetapi juga atlet. Sejak SMP, ia aktif sebagai pelari. Pengalaman ini mendorongnya untuk terus mendalami dunia olahraga hingga memutuskan mengambil sertifikasi sebagai instruktur aerobik.
“Aku benar-benar mulai dari nol. Setelah sering ikut lomba dan punya pengalaman, baru aku ambil sertifikasi supaya bisa mengajar. Itu menjadi langkah besar dalam karierku,” ujarnya.
Pada tahun 2014, Uci berhenti dari pekerjaannya untuk fokus pada olahraga dan keluarganya.
Ia membuka gerai Herbalife di rumahnya pada 2017. Tahun yang sama, ia resmi menjadi instruktur aerobik. Dua tahun kemudian, ia membuka RR Studio.
“Dulu sebelum punya studio sendiri, aku mengajar di studio milik orang lain dengan sistem bagi hasil. Setelah dua tahun, aku bisa buka studio sendiri di rumah. Itu momen yang sangat membanggakan buatku,” tambahnya.
Menjadi instruktur aerobik selama bertahun-tahun membawa banyak pengalaman bagi Uci. Ia menikmati perannya karena bisa bertemu dengan banyak orang baru.
Namun, ada tantangan besar yang harus dihadapi.
“Kalau sedang capek atau ada masalah, aku tetap harus terlihat happy. Karena sebagai instruktur, kita yang membawa energi untuk peserta di kelas. Itu tantangan tersendiri,” katanya.
Dukungan keluarga, terutama sang suami, menjadi kekuatan utama bagi Uci.
“Suamiku sangat mendukung sejak awal, bahkan ketika aku sering ikut lomba ke luar kota. Dia tidak pernah mempermasalahkan hal itu,” ujarnya penuh rasa syukur.
Kini, dengan usaha yang semuanya dilakukan di rumah, Uci merasa lebih mudah membagi waktu antara keluarga dan pekerjaannya.
“Karena studio ada di rumah, aku bisa memantau semuanya sekaligus. Itu membuatku tetap bisa menjalankan peran sebagai istri, ibu, dan instruktur aerobik dengan baik,” jelasnya.
Uci Santi Dewi adalah contoh nyata bahwa dengan ketekunan dan cinta pada apa yang dilakukan, hobi bisa berkembang menjadi profesi yang memberikan penghasilan dan kebahagiaan. (*)