TANJUNG REDEB – Berau Youthphoria 2025 menjadi ajang kreativitas yang menghadirkan beragam kegiatan unik dan menarik.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah partisipasi komunitas Hidart Project. Sebuah kumpulan anak muda Berau yang memiliki minat besar terhadap seni lukis, mural, dan karya kreatif lainnya.
Dalam event ini, Hidart Project diberi ruang khusus untuk melaksanakan live mural, yang memungkinkan pengunjung untuk menyaksikan proses pembuatan karya seni secara langsung sekaligus berinteraksi dengan para seniman.
Perwakilan dari komunitas Hidart Project, Seto Kumoro, mengungkapkan rasa antusiasnya terhadap kesempatan yang diberikan oleh Berau Youthphoria.
“Kami sangat senang bisa terlibat dalam acara ini. Berau Youthphoria benar-benar berbeda dan memberikan ruang bagi komunitas seni seperti kami untuk menunjukkan karya-karya kami kepada masyarakat,” ungkap Seto kepada Berauterkini, Minggu (15/6/2025).
Hidart Project telah lama dikenal di Berau sebagai komunitas yang sering melakukan mural di berbagai lokasi strategis, baik untuk keperluan dekoratif maupun komersial.
Banyak karya mereka menghiasi dinding-dinding kota, dengan gaya yang penuh warna dan cerita. Selain mural, jasa mereka juga sering dimanfaatkan untuk menciptakan gambar-gambar kreatif yang memberikan nuansa baru di tempat-tempat publik maupun privat.
Dalam Berau Youthphoria 2025, Hidart Project menunjukkan sisi interaktif mereka. Para seniman muda ini juga dengan senang hati berbagi tips dan trik seputar teknik seni mural.
“Kami berharap Berau Youthphoria semakin berkembang dan terus memberikan ruang bagi komunitas kreatif untuk berkarya. Acara seperti ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa seni itu hidup di Berau dan memiliki potensi besar untuk berkembang lebih jauh,” tambahnya.
Berau Youthphoria 2025 tidak hanya menjadi festival biasa, tetapi juga menjadi tempat untuk memperkenalkan dan merayakan keberagaman kreativitas yang ada di Bumi Batiwakkal.
“Kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menginspirasi banyak anak muda untuk lebih menghargai seni, bahkan mencoba membuat karya mereka sendiri,” tutupnya. (*)