TALISAYAN – Dinginnya malam saat hujan turun tidak memadamkam semangat ibu-ibu di Kampung Talisayan untuk mendapatkan gas melon.
Sejak lepas salat Isya, warga sudah berbondong-bondong mengantre di sebuah pangkalan gas elpiji yang baru saja bongkaran gas elpiji 3 kilogram.
Kepala Kampung Talisayan, Ali Wardana mengatakan, dua minggu terakhir tabung gas subsidi tersebut memang sulit didapat. Kalaupun ada, harganya melambung tinggi hingga Rp60 ribu.
“Saya pantau, dari Rabu malam sekira pukul 21.00 Wita setelah gas melon tiba dipangkalan sampe Kamis dinihari sekira 00.30 Wita warga masih antre, walaupun cuaca hujan di Talisayan,” kata Ali, Kamis (6/2/2024).
Dikatakan Ali, sulitnya mendapatkan gas melon ditambah dengan peraturan pemerintah pusat yang melarang penjualan gas melon oleh pengecer. Membuat masyarakat menjadi panik.
“Warga seperti mengalami panic buying, gara gara di medsos ramai soal kebijakan pemerintah yang melarang gas melarang penjualan gas melon di pangkalan,” katanya.
Disampaikan Ali , sulitnya mendapatkan gas melon membuat banyak warga mengeluh. Terutama mereka yang memiliki ekonomi menengah ke bawah.
Kondisi ini dimanfaatkan para pengecer nakal, menjual gas melon dengan harga jauh melebihi harga eceran tertinggi (HET). Ditambah lagi, warga yang seharusnya tidak menggunakan gas melon namun beralih menggunakannya.
“Masyarakat juga tidak ada pilihan, dari pada tidak bisa memasak, meskipun ada yang menjual Rp 60 ribu,” katanya.
Dia juga mengatakan, jika stok yang ada di pangkalan habis terjual, bisa jadi harga di eceran kembali melambung tinggi.
“Bisa saja naik lagi. Karena harga eceren sekarang sudah tembus Rp 40 ribu,” pungkasnya. (/)