TANJUNG REDEB – Serangan hama Ulat Grayak Frugiperda (UGF) kembali menghantui lahan pertanian di Kabupaten Berau. Kali ini, lahan jagung seluas empat hektare di Kampung Giring-Giring menjadi sasaran. Pemerintah daerah melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) pun langsung turun tangan.
Serangan UGF yang dikenal cepat menyebar itu dilaporkan petani setempat pada pekan ini. Tak ingin kerusakan meluas, DTPHP segera mengirimkan tim teknis dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) ke lokasi.
“Kami langsung mengerahkan tim bersama PPL ke lokasi setelah laporan diterima,” ujar Kepala DTPHP Berau, Junaidi, Jumat (2/5/2025).
Langkah cepat dilakukan melalui penyemprotan menggunakan pestisida khusus untuk menekan populasi ulat yang menyerang batang dan daun tanaman jagung. Selain itu, tim juga memberikan edukasi langsung kepada petani tentang gejala awal dan pola serangan hama yang biasa muncul pada musim tertentu.
Menurut Junaidi, pendampingan tidak hanya dilakukan sekali. Pihaknya terus memantau kondisi di lapangan untuk mencegah penyebaran lebih luas ke wilayah pertanian lain.
“Kami terus memonitor perkembangan di lapangan,” tegasnya.
Peran aktif PPL di lapangan menjadi ujung tombak sistem deteksi dini. Melalui mereka, laporan cepat dari petani bisa langsung direspons dengan tindakan konkret. DTPHP pun mendorong petani agar lebih proaktif menyampaikan gejala serangan kepada petugas penyuluh terdekat.
“Kami memiliki jaringan PPL yang terus aktif mendampingi petani,” kata Junaidi.
Meski situasi mulai terkendali, potensi serangan susulan tetap menjadi kekhawatiran. Apalagi UGF termasuk jenis hama invasif yang cepat beradaptasi dan sulit diberantas jika telanjur menyebar luas.(*)