TANJUNG REDEB – Berperang tanpa senjata dan amunisi. Ungkapan yang tepat menggambarkan nasib guru honorer di Berau saat ini. 

Tiga bulan belakangan, para pahlawan tanpa tanda jasa itu tetap mengabdi meski belum menerima gaji. Bukan cuma untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan untuk membeli BBM agar bisa berangkat mengajar pun menjadi beban berat. 

Seperti yang disampaikan salah seorang guru Pegawai Tidak Tetap (PTT) alias honorer kepada Berauterkini.co.id. Sebut saja Melati. Dia mengaku nyaris tak punya tabungan lagi untuk bisa memenuhi kebutuhan harian. 

Saat berangkat ke sekolah, motor matic tua miliknya, harus diisi dengan bahan bakar eceran. Meski eceran, harus ditukar dengan senilai uang. Biasanya harganya Rp13 ribu per botol. 

“Kebutuhan harian pasti ada terus, tapi kami belum gajian. Sudah 3 bulan,” kata Melati, Senin (24/3/2025). 

Apalagi saat Ramadan. Kebutuhan harian meningkat. Baik saat santap sahur, maupun untuk buka. Dia bersama anak dan suaminya, hanya mengandalkan satu sumber pendapatan saja. Dari sang suami yang bekerja serabutan. 

“Yah adalah untuk nutup, tapi memang seadanya. Bersyukur aja mas,” kata dia. 

Idulfitri pun sudah semakin dekat. Melati semakin was-was. Kebutuhan untuk menunjang hari raya belum ada yang terbeli. Memang ada pakaian lama, tapi ia iba dengan anaknya. Kawan sepermainan anaknya sudah miliki pakaian dan sandal baru. 

Setidaknya, lewat H-7 lebaran ini belum ada juga kabar baik dari Pemkab Berau. Khususnya, untuk pembayaran honor selama tiga bulan ini. Yang diketahui, domain pemberi honor ialah Dinas Pendidikan (Disdik) Berau. 

“Dijanji memang sebelum akhir bulan, tapi ini kan mau lebaran,” tutur Melati. 

Ia berharap, segera ada solusi. Sebab, dirinya tak sendiri. Ada ribuan guru yang menggantungkan harapan ke pemerintah. Meminta kesigapan pemerintah untuk membayarkan hak yang sudah seharusnya diterima para guru honorer di Berau. 

“Semoga ada kabar gembira lah mas, biar anak-anak bisa beli baju baru,” harapnya. 

Sementara itu, Sekda Berau Muhammad Said, menegaskan bila sudah melimpahkan kewajiban pembayaran tersebut ke Disdik Berau. Sejak awal Maret, amanah itu telah disampaikan. 

Sebab, saat ini yang menjadi konsentrasi Pemkab Berau hanya para PTT yang telah mengikuti seleksi PPPK. Yang dinyatakan lolos pada tahap I dan menunggu hasil tahap II. 

“Kami fokus ke PPPK ini,” tegasnya. 

Dirinya meminta kepada dinas terkait, untuk segera menyelesaikan pembayaran tersebut sesegera mungkin. Ia memahami kebutuhan masyarakat yang akan menghadapi idulfitri tahun ini. 

“Semoga cepat diselesaikan lah itu,” pintanya. 

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Berau, Mardiatul Idalisah, memberikan penjelasan terkait keterlambatan pembayaran gaji tenaga honorer.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya penundaan ini. Di antaranya sinkronisasi Data Tenaga Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja PPPK Tahap 2 menjadi penyebab utama keterlambatan pencairan gaji.

“Prosesnya kan ini masih berlangsung, jadi mempengaruhi kelancaran administrasi untuk pembayaran,” jelas Mardiatul.

Selain itu, masih ada proses konsultasi yang harus dilakukan oleh Dinas Pendidikan terkait status tenaga pendidik dan kependidikan (PTK) yang memiliki masa kerja kurang dari dua tahun.

Persiapan Pencairan Gaji Menjelang Lebaran dijelaskan Mardiatul bahwa pihaknya telah merencanakan langkah konkret untuk mempercepat pencairan gaji tenaga honorer.

“Insya Allah, pada Senin mendatang kami akan meminta data terbaru dari setiap sekolah. Data ini akan digunakan sebagai persiapan untuk proses pencairan. Kami berupaya agar pembayaran dapat dilakukan sebelum Lebaran, terutama bagi tenaga P3K yang menjadi prioritas utama,” tegasnya.

Kabar baiknya, dana yang bersumber dari BOSDA atau Biaya Penyediaan Personalia Peserta Didik melalui APBD sudah tersedia. Dengan demikian, tidak ada kendala dari sisi anggaran.

Namun, proses administrasi tetap harus diselesaikan terlebih dahulu untuk memastikan pembayaran dilakukan dengan benar dan tepat sasaran.

“Kita terus perjuangkan hak para tenaga pendidik di daerah kita agar tetap mendapatkan perhatian yang layak. Semoga tidak ada halangan sehingga bisa membawa kelegaan menjelang hari raya,” tandasnya. (*)