TANJUNG REDEB – Ikon kebanggaan Bumi Batiwakkal, Segah River Side atau Tepian Sungai Segah meredup. Lampu penerangan jalan umum (PJU), lampu hias di pohon dan tepi sungai padam sebulan belakangan ini.
Menurut keterangan Saparuddin, Ketua Persatuan Pedagang Kuliner Tepian Segah (PPKTS), selama kurun sebulan belakangan ini pengujung dan pedagang harus gelap-gelapan.
Padahal saat diresmikan pada pertengahan 2024 lalu oleh Bupati Berau Sri Juniarsih, kawasan tepian terang benderang. Setiap sudut tepian tampak cantik untuk dijadikan tempat berswafoto pengunjung.
“Sebulan sudah begini, tidak tahu kenapa,” kata pria yang akrab disapa Daeng Sapar, ditemui di lapaknya, Rabu (19/2/2025) malam kemarin.
Dari pantauan awak media ini, sebanyak 8 tiang lampu penerangan jalan umum (PJU) berdiri di kawasan tepian. Hanya satu tiang menyala sempurna, empat unit nyala satu sisi dan sisanya padam total.
Untuk tiang PJU berukuran kecil, sebanyak 10 tiang. Nyala sempurna 3 unit. Padam satu sisi 4 unit. Sisanya padam total.
Kemudian untuk lampu hias yang menempel di pohon, juga padam. Dari 60-an pohon, hanya dua titik yang nyala. Berada di sisi dekat dermaga Rajatta.
Demikian pula dengan lampu hias di sisi sungai, yang dipasang di bagian bawah meja sepanjang tepian. Dari total panjang 420 meter, hanya ada seperempatnya saja yang nyala, dari arah dermaga Rajatta.
Ikon tempat berfoto warga, yang bertuliskan ‘Segah River Side’ pun padam. Padahal itu salah satu titik yang menjadi daya tarik pengunjung untuk mengabadikan momen.
Padahal fasilitas tersebut baru aktif menghiasi kawasan tepian, sekitar 4 bulan belakangan ini.
“Seperti tidak diperhatikan,” kata pria berambut cepak itu.
Dirinya mengaku belum mengadu ke pemerintah. Langkah yang memang seharusnya tak ia lakukan bila, pemerintah serius merawat aset yang dibangun dan menjadi kebanggaan Pemkab Berau.
“Buat apa juga nunggu viral dulu, baru nanti mau diurus,” ungkap dia.
Seharusnya, menurut Daeng Sapar, terdapat petugas teknis dari pemerintah yang dapat mengecek kelistrikan fasilitas tersebut. Minimal dalam satu bulan sekali keliling tepian untuk memantau aset yang bernilai miliaran rupiah itu.
Ia pun sebenarnya tak keberatan, bila ditugaskan untuk melakukan pengecekan. Hanya saja, ia tak dibekali pengetahuan teknis pengoperasian alat dari lampu-lampu hias tersebut.
“Tidak masalah kalau dari kami yang dikasih tugas, tapi kasih tau bagaimana teknisnya,” ujar dia.
Selain mengurangi keindahan kawasan tepian, padamnya lampu tersebut juga membuat para pelapak kesulitan beberes usai jualan.
Padahal mereka dituntut untuk memastikan kebersihan kawasan tepian saat selesai mencari nafkah pada malam hari.
“Itu teman ku kasih video di grup kami, kesulitan bersih-bersih kalau malam,” bebernya.
Dirinya berharap, lampu tersebut dapat segera diperbaiki agar tetap menjaga keindahan kawasan tepian dan membuktikan kepedulian pemerintah terhadap aset yang telah dibangun.
“Semoga cepat nyala, lampu ini sangat penting di tepian,” ungkapnya.
Menjawab ihwal PJU yang padam, Kepala Dishub Berau, Andi Marewangeng, mengatakan aset tersebut masih dikelola oleh DPUPR Berau dan belum diserahterimakan ke Dishub.
Hal ini tentu membatasi gerak dari Dishub Berau dalam memberikan teknis perawatan ke setiap tiang PJU tersebut.
“Belum diserahkan ke kami itu,” kata dia.
Kendati demikian, ia bakal melakukan pengecekan ke kawasan tepian melalui petugas patroli rutin. Mengecek setiap titik PJU yang dayanya bersumber dari listrik PLN.
“Malam nanti kami cek ya,” ujar dia. (*)