JAKARTA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, meminta agar ujian nasional (UN) kembali diterapkan dengan sistem berbasis komputerisasi atau digital, bukan dengan cara manual. Permintaan ini disampaikan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
“Kami sudah sampaikan ke Mendikdasmen, silakan laksanakan ujian nasional, tapi jangan pakai format lama atau cara manual,” kata Lalu dikutip Antara pada Selasa (7/1/2025).
Menurut Lalu, penerapan UN berbasis digital akan mampu mencegah kemunculan kecurangan dalam pelaksanaan ujian. Selain itu, penggunaan kertas dalam UN manual juga menimbulkan berbagai masalah, seperti proses cetak yang rumit dan biaya yang mahal. Distribusi soal ke seluruh penjuru Indonesia juga memakan waktu dan harus dikawal ketat oleh pihak kepolisian.
“Makanya, kami minta jangan menggunakan sistem yang lama. Cara manual itu harus ditinggalkan,” ujar Lalu.
Lalu juga meminta Kemendikdasmen agar menyiapkan kebutuhan sarana dan prasarana digital secara matang sebelum UN dilaksanakan. Kebutuhan itu mencakup komputer atau laptop, jaringan internet, dan server yang handal.
“Jaringan IT harus betul-betul dipikirkan dan disiapkan sejak sekarang sehingga nanti UN digital bisa dilaksanakan dengan baik. Jangan sampai persoalan yang pernah terjadi pada pelaksanaan asesmen nasional terulang dalam UN nanti,” ucapnya.
Legislator asal Daerah Pemilihan (Dapil) NTB II itu memberikan contoh pelaksanaan asesmen nasional di NTB yang kurang efektif karena sarana IT yang kurang memadai. Alat asesmen hanya tersedia di kota dan digunakan bergantian di tingkat kecamatan.
“Jadi, sekolah harus menunggu giliran penggunaan alat asesmen. Jelas hal tersebut membutuhkan waktu cukup lama. Hal itu tidak boleh terjadi pada UN nanti. Sarana prasarana IT harus betul-betul dipersiapkan,” tutup Lalu.