TANJUNG REDEB – Desa Wisata Payung-Payung kembali bersinar di panggung nasional. Kampung di Kecamatan Maratua ini telah menembus peringkat 15 nasional dalam ajang Lomba Desa Wisata Nusantara (LDWN) 2025.
Payung-Payung masuk dalam kategori 1. Dengan kelompok desa sangat tertinggal, tertinggal dan berkembang bersama dengan 14 desa lainnya. Desa wisata itu merupakan satu-satunya perwakilan Kaltim. Bersaing dengan desa wisata yang ada di NTT, Papua, Jawa Tengah, Jambi, Bengkulu, Maluku Utara hingga Riau.
Desa Wisata Payung-Payung diketahui telah berulang kali mendapatkan prestasi di kancah nasional. Terakhir, desa ini juga mendapatkan ganjaran dalam kompetisi desa wisata yang digelar oleh Kementerian Pariwisata. Pada tahun lalu, Payung-Payung meraih 50 besar ADWI.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir, menyatakan bila Payung-Payung sangat layak untuk masuk hingga ke babak 5 besar nantinya.
Sebab, menurut dia banyak hal yang menonjol dari destinasi pulau terluar Indonesia ini. Kekayaan pantai, goa, hingga jejak sejarah dimiliki oleh desa tersebut.
“Payung-Payung sangat layak jadi juara,” kata Ilyas, Seni (23/6/2025).
Keteraturan pemerintah kampungnya pun diapresiasi. Mampu mengelola kekayaan wisata menjadi salah satu mata pencaharian dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kampung.
“Kolaborasi pelaku wisata, bisa membawa Payung-Payung sampai ke tingkat ini,” kata dia.
Keunikan alam hingga kekayaan budaya, dapat menjadi tonggak yang kokoh untuk dijadikan aspek penilaian para juri LDWN. Pun masyarakatnya dianggap telah sadar akan pentingnya pariwisata dalam meningkatkan kualitas ekonomi.
“Sangat layak kalau menurut saya,” kata Ilyas.
Sementara itu, Andriansyah, Ketua Pokdarwis Batu Payung, menerangkan bila saat ini pihaknya bersama dengan pemerintah kampung akan mengikuti presentasi langsung bersama para dewan juri LDWN 2025.
Terdapat 5 aspek penilaian yang akan disampaikan nantinya, diantaranya potensi wisata, aspek ekonomi, pengelolaan dan kelembagaan, aspek lingkungan dan aspek sosial dan budaya.
“Hari ini kakam presentasi, pakai baju adat,” terangnya.
Menurut dia, capaian ini merupakan upaya serius pelaku wisata bersama pemerintah kampung dan daerah. Dukungan yang tak pernah berhenti diberikan ke pelaku wisata.
Memberikan energi atau kekuatan dalam memastikan pengembangan desa wisata berjalan sesuai harapan. Andri menegaskan, capaian terbesar ialah mendatangkan banyak turis hingga mancanegara untuk bisa berlibur di Desa Wisata Payung-Payung.
“Ini semangat yang konsisten, dijaga oleh pelaku wisata dan pemerintah kampung,” sebutnya. (*)