TANJUNG REDEB – PT Berau Coal kembali menapaki jalur investasi sosial yang berkelanjutan. Lewat pelatihan batik lanjutan, perusahaan tambang ini mendorong warga Berau tak sekadar mengasah keterampilan, tetapi juga melangkah menuju ajang pameran nasional.

Pelatihan bertajuk “Pelatihan Batik Cap & Tulis dengan Pewarna Alami dan Sintetis” ini digelar selama tiga hari, sejak 16 hingga 18 April 2025. Tak kurang dari 10 peserta dari Kampung Labanan Jaya, Labanan Makarti, dan Gunung Panjang dilibatkan—mereka yang sebelumnya sudah memiliki dasar membatik.

Dipandu langsung oleh Mochamad Shodik, pemilik Mosho Batik, para peserta diajak menyelami lebih dalam teknik pewarnaan alami dan sintetis. 

Motif-motif lokal seperti penyu, tameng, dan pari manta menjadi inspirasi utama. Dari kompor batik yang sederhana di kampung, karya mereka ditargetkan bisa bersaing di panggung nasional.

“Pelatihan lanjutan ini kami adakan untuk mendukung kemampuan ibu-ibu dalam membatik, terutama menggunakan pewarna alami. Kami berharap, dengan keterampilan ini, mereka bisa mengembangkan potensi batik di kampung masing-masing,” ujar Aprita Lestari, Community Base Development Operation Section Head PT Berau Coal.

Ditambahkannya, bahwa para peserta tidak hanya terdiri dari ibu rumah tangga, tetapi juga guru dan pelaku UMKM yang antusias mengembangkan potensi ekonomi melalui seni membatik. 

“Antusiasme para peserta luar biasa. Mereka melihat ini sebagai peluang menambah penghasilan keluarga sekaligus melestarikan budaya lokal,” tambahnya.

Bagi Mochamad Shodik, pelatihan ini menjawab kebutuhan riil para pembatik lokal yang selama ini kesulitan soal kualitas dan stok bahan. 

“Kami sangat bersyukur atas program ini. Sebelum adanya pendampingan, kami menghadapi banyak kendala, seperti keterbatasan stok dan kualitas produksi. Namun dengan bantuan PT Berau Coal, kapasitas kami meningkat, kualitas produk lebih baik, dan kini kami bisa menjangkau pasar lebih luas,” ujarnya.

Menurutnya, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat nilai ekonomi batik khas Berau. 

“Harapan kami, program ini terus berlanjut hingga kami benar-benar mandiri sebagai pembatik profesional,” imbuhnya.

Salah satu peserta, Nurjannah dari Kampung Labanan Jaya, mengungkapkan rasa syukurnya bisa ikut serta dalam pelatihan ini. 

“Kami sangat terbantu dengan pelatihan ini. Sebelumnya, kami hanya tahu dasar membatik. Tapi sekarang, kami lebih memahami teknik dan detail pewarnaan,” ucapnya. 

Ia berharap pelatihan seperti ini terus dilakukan secara berkelanjutan. 

“Terima kasih kepada PT Berau Coal atas dedikasi dan dukungannya,” tutup Nurjannah.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan, karya para peserta akan dipamerkan dalam ajang puncak Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) pada 22–24 April 2025 di Town House Bukit Damai Indah, Balikpapan. Di ajang itulah, batik khas Berau akan tampil di pentas nasional. (ADV)