TANJUNG REDEB – Dinas Perikanan Berau menyatakan, sejumlah wilayah yang sempat dilanda banjir, seperti Kecamatan Segah dan Kelay, belum memberikan laporan resmi terkait nelayan yang terdampak bencana tersebut beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Penangkapan dan Pelayanan Usaha Diskan Berau, Ika Jayati, mengatakan, baik individu nelayan maupun pemerintah kampung belum menyampaikan keluhan terkait perahu nelayan yang hanyut maupun kerusakan aset mereka akibat luapan sungai.

“Biasanya kalau ada kerusakan, pihak kampung atau nelayan langsung melapor. Tapi sampai saat ini belum ada pengajuan terkait dampak banjir,” jelas Ika, Minggu (8/6/2025).

Meski belum ada laporan, Diskan Berau memastikan mekanisme bantuan bagi nelayan tetap tersedia melalui pengajuan proposal dan proses verifikasi.

Sebagai contoh, Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Segah, mendapatkan 10 unit perahu lengkap dengan mesin dan alat tangkap tahun ini.

Namun, bantuan tersebut merupakan usulan yang direncanakan sejak tahun lalu, bukan akibat dampak banjir.

“Bantuan untuk Tumbit Dayak memang sudah dijadwalkan sebelumnya. Kebetulan mereka terkena banjir tahun ini, tapi itu tidak ada kaitannya dengan bantuan tersebut,” tambahnya.

Wilayah seperti Kecamatan Segah juga menjadi salah satu kawasan potensial penerima bantuan karena memiliki nelayan aktif.

Ika menegaskan, pengajuan baru dari wilayah terdampak banjir kemungkinan besar akan masuk dalam Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2025 atau APBD 2026, tergantung pada ketersediaan anggaran.

“Kalau diajukan sekarang, realisasinya tidak bisa langsung tahun ini. Semuanya tergantung siklus anggaran dan proses verifikasi,” kata Ika.

Diskan Berau mengimbau para nelayan dan pemerintah kampung yang terdampak banjir untuk segera melaporkan kerugian yang dialami.

Dengan demikian, pengajuan bantuan dapat segera diproses sesuai mekanisme yang berlaku. (*)