TANJUNG REDEB – Saat berpuasa tidak ada makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia selama lebih dari 12 jam. Padahal, kebutuhan cairan untuk tubuh setiap hari harus terpenuhi agar tetap segar.
Dokter spesialis Gizi, Nevi Dwi Handayani menjelaskan, ketika tubuh kekurangan cairan dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti dehidrasi, sakit kepala, hingga gangguan metabolisme.
“Memang kalau puasa waktu minum dan makan pasti terbatas, sehingga kebutuhan cairan tetap harus dipenuhi,” ungkap Nevi kepada Berauterkini.co.id belum lama ini.
Nevi memberikan tips untuk membagi waktu minum yang tepat selama puasa. Yakni, dengan membagi waktu minum secara merata sepanjang malam. Mulai dari berbuka hingga menjelang imsak.
Selain itu, memilih jenis makanan yang kaya air juga bisa membantu menjaga hidrasi tubuh. Tubuh orang dewasa memerlukan sekitar 2 liter cairan per hari.
“Sebaiknya tidak mengonsumsi air dalam jumlah besar sekaligus karena tubuh hanya mampu menyerap sekitar 250 sampai 300 ml air per waktu,” jelasnya.
Dalam dunia kesehatan, puasa tidaklah merugikan. Justru dapat membantu mendetoksifikasi tubuh, asalkan kebutuhan cairan harian tetap terpenuhi.
Kebutuhan cairan tetap bisa dipenuhi dengan mengatur waktu minum dalam jeda makan, yaitu sejak berbuka (iftar) hingga sebelum imsak.
“Untuk waktunya menyesuaikan saja, bisa dimulai 2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari, dan 2 gelas saat sahur,” tuturnya.
Dengan menerapkan kebiasaan tersebut tubuh akan tetap terhidrasi dengan baik selama puasa, sehingga aktivitas sehari-hari tetap berjalan dengan baik.(*)