Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Fathur

TANJUNG REDEB — Dalam upaya menekan inflasi, Dinas Pangan Berau mengambil langkah konkret dengan membagikan 7.000 bibit cabai kepada masyarakat di 10 kelurahan. Program ini dinilai mampu memperkuat kemandirian pangan dan mengurangi tekanan harga cabai yang kerap menjadi pemicu inflasi.

Distribusi bibit cabai dilakukan melalui RT masing-masing. Setiap RT mendapatkan 22 bibit cabai dalam polibag, dengan tinggi tanaman 20–30 cm.

Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, menjelaskan bahwa bibit tersebut dirancang untuk tumbuh cepat dan dapat dipanen dalam waktu 1,5 bulan dengan perawatan yang baik.

“Program ini sederhana, tapi berdampak besar. Kami ingin masyarakat tidak lagi terlalu bergantung pada pasar untuk kebutuhan cabai. Jika kebutuhan mandiri tercukupi, inflasi bisa ditekan,” ujar Rakhmadi.

Meski hanya menjangkau 10 kelurahan, program ini masih terbatas pada wilayah yang mudah diakses. Distribusi bibit cabai ke kampung menghadapi kendala medan sulit dan kondisi jalan yang rusak, sehingga kualitas bibit dikhawatirkan menurun.

“Cabai adalah tanaman yang sensitif. Medan berat bisa membuat bibit patah atau rusak, jadi kami fokus pada wilayah yang lebih terjangkau dahulu,” tambah Rakhmadi.

Keberhasilan program ini tidak hanya terletak pada distribusi bibit, tetapi juga pendampingan intensif dari Dinas Pangan. Warga diberikan bimbingan mengenai cara menanam, merawat, hingga memanen cabai dengan teknik yang benar untuk memastikan hasil optimal.

Program ini juga memiliki dampak lebih luas daripada sekadar pemenuhan kebutuhan pangan. Dengan adanya stok cabai mandiri di rumah, masyarakat dapat mengurangi pengeluaran harian mereka. Secara kolektif, ini akan mengurangi permintaan cabai di pasar, yang pada akhirnya membantu menstabilkan harga.

“Ketika warga tidak terlalu bergantung pada pasar, fluktuasi harga cabai tidak lagi menjadi masalah besar. Ini langkah kecil yang berdampak besar bagi stabilitas ekonomi,” katanya.

Melihat potensi keberhasilan program ini, pihaknya telah merencanakan peningkatan jumlah distribusi bibit pada tahun 2025 melalui Anggaran Bantuan Tambahan (ABT). Fokus utama tetap pada pemberian bibit kepada RT agar manfaatnya langsung dirasakan masyarakat.

“Kami ingin menjadikan ini program berkelanjutan. Dengan jumlah bibit yang terus bertambah, ketahanan pangan di Berau bisa semakin kuat,” jelasnya. (/)