TANJUNG REDEB – Banjir Rob diprediksi akan memperparah kondisi banjir yang saat ini terjadi beberapa kampung di Kecamatan Sambaliung, Kelay, dan Segah. Karena kondisi ini diprediksi akan membuat tinggi banjir mengalami kenaikan lagi.
Tak hanya itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau juga memperingatkan kampung yang berada di pesisir pantai, untuk waspada dan berhari-hati.
Kepala BMKG Berau, Ade Heryadi mengatakan, banjir ROB diprediksi terjadi pada 30-31 Maret 2025. Adapun wilayah yang diramal akan terdampak yakni wilayah di sekitar wilayah pesisir, dan daerah aliran sungai.
Banjir Rob merupakan banjir yang disebabkan oleh permukaan air laut yang lebih tinggi daripada bibir pantai atau daratan di pesisir pantai.
“Harap waspada, akan ada potensi terjadinya banjir rob pada saat pasang,” paparnya, Sabtu (30/3/2025).
Menurut ramalan BMKG, pada 30 Maret mulai terjadi pada pagi hari sekira pukul 07.00 Wita-10.00 Wita dengan ketinggian 2,4-2,7 meter. Kemudian pada malam jari sekira pukul 20.00 Wita-22.00 Wita dengan ketinggian 2,4-2,7 meter.
Kondisi ini sudah terlihat air naik di sejumlah titik, seperti di perkantoran bupati, dan beberapa titik di Kota Tanjung Redeb dan sekitarnya. Hal ini dikatakannya, banjir ini terjadi bersamaan dengan prediksi pasang air laut.
“Faktor utamanya dari air pasang air laut. Namun, ditambah aliran air dari hulu (Kelay) juga yang bertemu sehingga menambah volume luapan air ke daratan,” paparnya.
Sementara, untuk pasang tertinggi diprediksi terjadi pada 31 Maret 2025, atau bertepatan dengan malam takbiran menyambut Idulfitri. Artinya, masyarakat Berau harus bersiap jika suka cita menyambut lebaran nanti sedikit terganggu dengan banjir rob.
“Terutama pada pagi hari sekira pukul 07.00 Wita-10.00 Wita dengan ketinggian 2.1-2.9 meter. Serta pada malam hari pukul 20.00 Wita-23.00 Wita dengan ketinggian 2.2-2.6 meter,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Berau, Nofian Hidayat mengatakan, telah meminta timnya untuk meningkatkan pemantauan di semua kecamatan.
“Saya sudah sampaikan ke tim di setiap kecamatan, untuk memantau dan siap siaga selalu,” katanya.
Ketika ditanya, di tengah kondisi saat ini apakah ada penetapan status dari pemerintah daerah. Bahkan untuk anggaran darurat untuk penanganan banjir juga diakuinya belum ada.
“Belum ada penetapan status, dan anggaran belum ada,” pungkasnya. (/)