TANJUNG REDEB – Pasca pendaftaran tes kesehatan untuk PPPK dan CPNS mendapatkan protes publik, kini proses pengambilan hasil tes pun mendapat sorotan.
Ketidakteraturan jadwal pengambilan menyebabkan penumpukan orang terjadi di RSUD dr Abdul Rivai, seperti yang terlihat pada Senin (13/1/2025) lalu.
Para peserta yang telah mengikuti proses tes beberapa hari sebelumnya harus berdesakan untuk mengambil hasil tes di loket yang disediakan oleh manajemen rumah sakit.
Kondisi tersebut terjadi di lantai 2 gedung utama rumah sakit, Jalan Pulau Panjang, Tanjung Redeb.
“Ambil hasil tesnya semrawut, gak teratur. Emang ngejar keuntungan aja,” kata Bechkam (bukan nama sebenarnya) saat dikonfirmasi awak Berauterkini.co.id, Selasa (14/1/2025).
Ketiadaan jadwal pengambilan hasil tes ditengarai menjadi penyebab keramaian di loket tersebut.
Tak ada ruang tunggu khusus bagi para peserta tes, yang harus berebutan kursi dengan pasien yang akan berobat di rumah sakit tersebut.
“Padahal kita harus bayar mahal, Rp800 ribu loh untuk tes itu,” keluhnya.
Menurut informasi yang diterimanya, hasil tes mestinya sudah diterima peserta setelah dua hari mengikuti tes kesehatan tersebut.
Karena tes digelar pada Jumat (10/1/2025) lalu, maka hasil tes seharusnya bisa didapatkan pada Minggu (12/1/2025). Namun, terkendala libur petugas, pengambilan hasil diundur pada Senin.
Akibatnya, keramaian massa tak terhindarkan lantaran peserta yang tes pada Kamis (9/1/2025) pun harus mengambil hasil pada hari yang sama.
“Jadi numpuk semua, gak ada yang atur antrean,” terangnya.
Parahnya lagi, para peserta diminta hadir pada pukul 11.00 WITA untuk mengambil hasil tes, namun loket baru dibuka pada pukul 14.00 WITA, 1,5 jam sebelum loket ditutup pada pukul 15.30 WITA.
Situasi itu membuat banyak peserta tes berang. Tak sedikit yang harus pulang dan kembali sehari setelahnya.
“Banyak yang pulang, cape nunggu,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Humas RSUD dr Abdul Rivai, Dani Apriat Maja, menjelaskan bahwa antrean panjang pengambilan hasil tes disebabkan oleh 400 peserta yang harus mengambil berkas pada waktu yang bersamaan.
Ditambah lagi dengan gangguan teknis saat penyortiran berkas. “Sehingga terjadi kendala itu,” sebut Dani.
Kondisi tersebut dianggap sebagai kekurangan dari proses pelayanan pihak rumah sakit. Ke depan, kondisi tersebut dijanjikan tak akan terulang kembali.
“Kami sudah evaluasi, dan upayakan tak akan terulang lagi,” katanya.
Demi menghindari proses pelayanan kesehatan terganggu, pihak rumah sakit kini memindahkan loket pengambilan hasil tes di ruang lobi bawah.
Di ruang tersebut, para peserta akan berada bersama pasien BPJS yang melakukan pendaftaran untuk kontrol kesehatan.
“Ruang kami terbatas, jadi kami manfaatkan lobi,” terangnya. (*)