TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau menegaskan komitmennya dalam mengatasi masalah kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil dan masalah gizi pada balita. Salah satu langkah utama yang dijalankan adalah pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal.
Dalam rangka mendukung program ini, Dinkes Berau mengaktifkan kader Posyandu dan Puskesmas di seluruh kampung untuk memastikan program PMT berjalan dengan baik.
Kepala Dinkes Berau, Lamlay Sarie, dalam sosialisasi petunjuk teknis (juknis) PMT lokal di Ballroom Hotel SM Tower, menyampaikan bahwa para kader Posyandu dan petugas Puskesmas memiliki peran yang sangat penting.
“Saya mendorong para kader Posyandu serta Puskesmas sebagai layanan kesehatan bagi ibu dan balita,” kata Lamlay.
Lamlay berharap kader yang telah dilatih ini bisa menjalankan program PMT berbahan pangan lokal, selain juga mengoptimalkan angka kunjungan, pengukuran, dan penyuluhan kepada ibu hamil dan balita yang membutuhkan.
“Terutama tim gizi kesehatan ibu dan anak,” bebernya.
Program ini juga membutuhkan peran lintas sektor untuk memberikan dampak yang signifikan. Selain intervensi dari Pemprov Kaltim, peran pemerintah daerah dan mitra terkait sangat diharapkan dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
“Kalau nanti ada beberapa hal yang menjadi agenda bersama, maka kami kawal ke tingkat kabupaten,” kata Lamlay.
Data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan prevalensi balita stunting sebesar 23,0 persen, balita underweight 19,4 persen, dan balita wasting 7,1 persen. Sementara itu, prevalensi anemia pada ibu hamil tercatat 27,7 persen, dan ibu hamil yang mengalami KEK mencapai 16,9 persen.
“Saya menginstruksikan kepada seluruh perangkat terkait untuk bekerja lebih maksimal agar target ini bisa dicapai. Saya juga mengharapkan inovasi-inovasi terbaik dari semua pihak,” jelas Lamlay. (*/ADV)