SEGAH – Suasana kesedihan masih menyelimuti warga Kampung Long Ayan, Kecamatan Segah, setelah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan merendam permukiman, sekolah, fasilitas kesehatan, dan tempat ibadah, Selasa (27/5/2025).
Kakam Long Ayan, Hardiansyah, mengisahkan, air yang datang secara mendadak mengejutkan warga yang tidak menyangka bahwa banjir besar bisa terjadi. Sesuatu yang belum pernah dialami sebelumnya.
Akibat bencana yang diklaim paling besar dalam 40 tahun ini, banyak warga tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka. Barang-barang berharga, alat rumah tangga, perlengkapan anak-anak, dan dokumen penting ikut terseret banjir dalam hitungan menit.
“Keterbatasan sarana transportasi air menjadi kendala serius saat proses evakuasi. Jumlah perahu sangat terbatas, sehingga upaya menyelamatkan warga, terutama bayi, lansia, dan ibu hamil, menjadi sangat sulit dan berisiko,” ungkap Hardiansyah dalam keterangannya, Kamis (29/5/2025).
Menurut Hardiansyah, bidan Kampung Long Ayan melaporkan seluruh alat-alat kesehatan rusak berat akibat terendam, yakni tensimeter digital, timbangan BB digital, doppler janin, meja resusitasi bayi, mesin penghisap lendir, partus set, pengukur panjang badan bayi, lampu sorot persalinan, tiang infus, tabung oksigen dan regulator, oven listrik sterilisasi, serta perahu evakuasi untuk berjaga-jaga bila banjir datang lagi.
Selain itu, pagar Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang roboh membuat situasi semakin genting karena ada ibu hamil yang diperkirakan akan melahirkan dalam waktu dekat. Sementara, tidak ada lagi alat persalinan yang bisa digunakan.

“Kerugian masih didata. Namun, warga melaporkan kehilangan alat-alat rumah tangga, seperti kulkas, TV, mesin cuci, sofa, parabola, hingga dokumen pribadi yang terseret banjir,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, sebanyak 3 bayi dan 32 balita ikut terdampak banjir ini. Selain itu, anak-anak sekolah kehilangan seragam dan perlengkapan belajar yang hanyut atau rusak terendam lumpur dan air.
“Ruang-ruang kelas di SD dipenuhi lumpur tebal, menghambat kegiatan belajar-mengajar,” sambungnya.
Dari sisi ekonomi, 10 pelaku UMKM kehilangan seluruh dagangannya, satu kios warga beserta isinya hanyut, dan kantin SD hilang terbawa arus.
Hardiansyah menyatakan, Pemerintah Kampung Long Ayan memohon bantuan dan perhatian segera dari Pemerintah Kabupaten Berau, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, BPBD, dan para relawan kemanusiaan.
Adapun kebutuhan yang menjadi prioritas dan mendesak, di antaranya bantuan alat kesehatan untuk Poskesdes, perlengkapan darurat ibu hamil dan bayi, bantuan logistik dan pakaian sekolah, serta pemulihan fasilitas pendidikan dan tempat ibadah.
“Kami membutuhkan dukungan pangan, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan untuk warga pasca banjir. Kami sangat mengandalkan kepedulian dan kolaborasi lintas pihak agar proses pemulihan bisa segera dimulai,” ungkap Hardiansyah.
Berikut ini data wilayah terdampak hingga 29 Mei 2025 pukul 12.00 WITA:
1. RT 1: 26 rumah, aula, Gereja Katolik, Gedung PKK/Perpustakaan.
2. RT 2: 27 rumah, SD, Gereja GPDI, Balai Kampung, Poskesdes, perumahan guru.
3. RT 3: 33 rumah dan gereja
4. RT 4: 39 rumah, tribun, lapangan futsal, taman, Kantor Kampung Baru, gedung olahraga, Sekretariat BUMDes/KMP. (*)