Foto: Bupati saat mengikuti proses adat di rumah adat Sunta Kampung Tumbit Dayak

TANJUNG REDEB – Masyarakat Kampung Tumbit Dayak kembali mengelar upacara adat bekudung betiung, Selasa (28/6). Kegiatan ini terakhir dilaksanakan pada tahun 2015 lalu. Hal ini sebagai bentuk pelestarian adat dan budaya untuk dikenalkan kepada generasi selanjutnya.

Kegiatan dipusatkan di Rumah Sunta. Yang dihadiri oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, Wakil Bupati Berau, Gamalis, Ketua DPRD Berau, Madri Pani, Wakil Ketua DPRD Berau, Ahmad Rifai, perwakilan dari beberapa paguyuban, tokoh masyarakat dan adat serta ratusan masyarakat Kampung Tumbit Dayak dan sekitarnya.

Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat suku Dayak Ga’ay. Bekudung adalah
bahasa Berau yang berasal dari bahasa Dayak Ga’ay yakni Plie Ngak Tam yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah pesta syukuran setelah panen.

Maknanya adalah menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perolehan kesehatan, keselamatan dalam bekerja. Mulai menabur benih hingga memanen. Sementara Betiung adalah bahasa Berau terjemahan dari bahasa Ga’ay yang berasal dari kata Lamko, artinya pendewasaan anak laki-laki.

Upacara adat bekudung betiung ini juga dirangkai dengan peringatan HUT Kampung Tumbit Dayak ke-259. Sekaligus peresmian unit usaha BUMK Ga’ay Makmur.

Bupati Sri Juniarsih pun memberikan apresiasi atas pelaksanaan upacara adat ini. Di tengah kemajuan teknologi saat ini, para generasi muda tetap harus diingatkan mengenai adat dan budaya yang dimiliki. Sehingga adat dan budaya ini tetap lestari.

“Pelaksanaan acara adat Bekudung Betiung adalah kewajiban bagi masyarakat suku Dayak Gaai, agar sejarah yang terkandung di dalamnya tidak punah. Diharapkan sejarah ini bukan hanya diketahui oleh para masyarakat setempat, tapi juga masyarakat Berau lainnya hingga luar daerah,” ujarnya.

Selain itu, ia juga telah meminta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk memasukan agenda Bekudung Betiung yang dilaksanakam setiap 26 Juni masuk dalam kalender wisata kabupaten. Bahkan ia mendorong ini bisa masuk kalender wisata nasional.

“Kita upayakan semua kegiatan kebudayaan di 13 kecamatan bisa kembali dilaksanakan dan kami akan suport. Karena selain melestarikan budaya kegiatan ini juga meningkatkan UMKM di kampung,”tutupnya.