TANJUNG REDEB – Rapor merah yang disematkan kepada manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, melalui aplikasi petunjuk arah alias Google Maps atau biasa dikenal dengan sebutan Gmaps direspon dr Joesram, pucuk pimpinan rumah sakit plat merah tersebut.
Diberitakan sebelumnya, menurut penelusuran berauterkini.co.id di ulasan Gmaps untuk pencarian RSUD dr Abdul Rivai Berau, mendapati ratusan ulasan yang memberi nilai merah terhadap pelayanan rumah sakit. Diberi bintang 2,1 dari nilai bintang tertinggi sebanyak 5.
Menurut Direktur RSUD dr Abdul Rivai, dr Joesram, penilaian tersebut tidak objektif, lantaran netizen hanya mengetahui kondisi luar dari manajemen rumah sakit.
Sementara, dari internal sudah banyak dilakukan inovasi dari setiap keluhan yang disampaikan oleh masyarakat.
“Tidak tahu tentang hal-hal yang sifatnya manajerial yang berlaku,” tulis Joesram, ketika dikonfirmasi, Senin (22/1/2023).
Dijelaskan, dari tiga item yang dikritik, yakni kualitas sumber daya manusia (SDM) yang melayani setiap pasien, parkiran, hingga antrean panjang kala pasien hendak berobat, disebut perlahan mendapatkan pembenahan. Evaluasi tersebut masuk dalam agenda tahunan yang dibahas dalam internal rumah sakit.
“Semua perlahan kami benahi,” ujarnya.
Dirincikan, untuk pengembangan kapasitas SDM dalam melayani masyarakat, pihaknya setiap tahun mengadendakan pelatihan untuk pemberian pelayanan ke sekitar 800 lebih karyawan.
Pelatihan dibuat secara periodik, lantaran untuk menggelar pelatihan dibutuhkan anggaran yang cukup besar.
“Ini kami buat secara berkelanjutan, karena biayanya cukup besar,” tekannya.
Disinggung antrean yang kerap mengular, menurut Joesram, pihaknya telah berulang kali mencoba untuk mensosialisasikan fasilitas pencabutan nomor antrean secara daring alias online.
Sehingga setiap pasien tidak perlu berlama-lama antre di rumah sakit, sebelum nomor antreannya dipanggil petugas.
“Jadi, sebenarnya gak perlu mengantre lama di rumah sakit, cukup datang saat mendekati nomor antrean saja,” terangnya.
Sementara, untuk keluhan netizen terkait parkiran rumah sakit yang tak memadai. Joesram menjelaskan, bila masalah tersebut akan dijawab dengan pembangunan gedung baru rumah sakit.
Dengan bertambahnya gedung baru, secara otomatis akan menambah daya tampung kendaraan pasien.
Disebutkan, saat ini gedung baru masih dalam tahap pengerjaan oleh kontraktor pelaksana. Pertengahan 2024 ini, diharapkan bangunan tersebut sudah dapat beroperasi dan melayani warga dari 13 kecamatan di Berau.
“Sementara untuk parkiran, kami menunggu pengembangan rumah sakit, semoga dalam pertengahan tahun ini bisa rampung,” harapnya.
Diakuinya, telah mencari alternatif jangka pendek untuk mengentaskan masalah parkiran rumah sakit, yaknia dengan menawarkan skema parkir berbayar yang bisa dikelola pihak ketiga.
Kantung parkir dapat dibuat di sekitaran rumah sakit, tentunya melalui para pemilik tanah yang berdomisili di sekitaran rumah sakit.
Manajemen RSUD dr Abdul Rivai pun diklaim telah bertemu dengan pemilik lahan parkir untuk menawarkan potensi bisnis dari sektor parkir. Hanya saja, hingga saat ini sang pemilik lahan enggan memberikan alasan dan kepastian.
“Kami tidak bisa mengintervensi secara langsung. Mereka masih pikir-pikir tentang investasi itu,” sebunya. (*)
Reporter : Sulaiman
Editor : s4h