TANJUNG REDEB – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Berau menargetkan dua kampung naik status Indeks Desa Membangun (IDM) dari maju menjadi mandiri setiap tahunnya.
Kepala DPMK Berau, Tentram Rahayu, mengatakan bahwa pada tahun 2024, pihaknya berhasil menaikkan status 19 kampung dari maju menjadi mandiri. Selain itu, 42 kampung berstatus maju, dan 39 kampung berstatus berkembang.
Dengan kenaikan status IDM kampung-kampung di Kabupaten Berau, Berau sudah tidak menyumbang kampung tertinggal lagi di Kalimantan Timur. Ini juga mendukung target Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang menetapkan 20 kampung naik status menjadi mandiri setiap tahun.
“Jadi kita sudah tidak bicara soal kampung tertinggal lagi, tapi bagaimana kampung berkembang bisa maju, dan kampung maju bisa mandiri,” tegas Tentram, Rabu (22/1/2025).
Tentram menjelaskan bahwa salah satu langkah penting untuk meningkatkan status kampung adalah dengan menggerakkan ekonomi lokal, terutama di tengah isu ketahanan pangan yang tengah ramai diperbincangkan.
“Kepala kampung harus dapat memotivasi masyarakat untuk mengembangkan ekonomi desa mereka, dengan berfokus pada ketahanan pangan. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan untuk mendukung hal ini,” ujar Tentram.
Dicontohkan keberhasilan yang telah dicapai tahun lalu adalah Kampung Mapulu, Kecamatan Kelay, yang berhasil naik status menjadi kampung berkembang. Dengan demikian, Kabupaten Berau hanya menyisakan kampung dengan status berkembang.
Tentram menyebutkan bahwa beberapa perkembangan telah terjadi di kampung tersebut, seperti pemasangan listrik di seluruh rumah dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari ESDM, serta penyediaan air bersih yang sedang dalam tahap akhir pengerjaan oleh DPUPR.
Fasilitas lainnya, seperti Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), rumah layak huni (RLH), jalan, puskesmas, gedung sekolah, dan rumah ibadah, turut melengkapi perkembangan infrastruktur di Mapulu.
“Infrastruktur-infrastruktur ini menjadi faktor penting dalam meningkatkan status Kampung Mapulu dari kampung tertinggal menjadi kampung berkembang,” terang Tentram.
Selain itu, DPMK juga berupaya mengembangkan produk unggulan desa yang ada. Kampung Mapulu, misalnya, memiliki produk unggulan berupa madu yang kualitasnya telah teruji.
“Kami berharap produk-produk unggulan ini dapat didaftarkan di e-katalog, sehingga dapat dipasarkan lebih luas,” tambahnya.
DPMK juga bekerja sama dengan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) serta Perkebunan untuk mengembangkan potensi produksi dan hilirisasi produk unggulan di kampung-kampung.
Tentram menekankan bahwa untuk membangun kampung, diperlukan kolaborasi yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media.
“Semua pihak harus bekerja sama untuk memajukan kampung, karena pembangunan ini tidak hanya tugas pemerintah, tetapi juga melibatkan berbagai elemen masyarakat,” tutup Tentram. (*)