TANJUNG REDEB – Destinasi wisata Pulau Kakaban resmi dibuka kembali untuk umum. Hanya saja, wisatawan dilarang keras untuk berenang di danau atau laguna pulau tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Kampung Payung-Payung Rico, langsung di pintu masuk utama Pulau Kakaban, pada Minggu (16/2/2025).

Pembatasan tersebut, disebut Rico, merupakan hasil perundingan antara Disbudpar Berau dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim.

“Hari ini sudah bisa dikunjungi saja, tapi tidak boleh berenang,” kata kepala kampung di pulau terluar Indonesia tersebut.

Dibuka dengan syarat tersebut dilakukan pemerintah demi menjaga ekosistem ubur-ubur langka yang hidup di dalam laguna Kakaban.

Sebab, ubur-ubur yang tak lagi muncul ke permukaan air sempat membuat resah pada Desember 2023 lalu. Lantaran ubur-ubur tersebut tak bisa lagi menemani pengunjung untuk berenang.

Dalam beberapa kali penelitian, disebutkan bila ubur-ubur tersebut terjangkit bahan kimia dari tubuh wisatawan. Berasal dari make up, ataupun penangkal panas sinar matahari atau sunblock.

“Ini demi menjaga ekosistem ubur-ubur ini, jadi tidak boleh langsung dibuka begitu saja,” tegas dia.

Kendati tak diperbolehkan berenang, para wisatawan tetap mendapatkan sensasi liburan yang menarik di pulau tersebut.

Dengan melintasi tracking sepanjang lebih dari 2 kilometer yang dibangun pada 2024 lalu, pengunjung dapat menikmati keindahan hutan tua dengan pohon yang menjulang tinggi ke langit.

Ditambah dengan keindahan hutan bakau yang tumbuh alami di gugusan Pulau Derawan tersebut.

“Masih banyak keindahan alam yang bisa dinikmati di pulau ini,” sebutnya.

Masa observasi pasca pembukaan ini, dilakukan selama tiga bulan ke depan. Bila kondisi masih membaik, tak menutup kemungkinan para wisatawan akan diperbolehkan berenang bersama ubur-ubur langka tersebut.

“Kami observasi selama tiga bulan ke depan,” tegasnya.

Diketahui, ke depan Kakaban tak lagi menjadi wisatawan mass tourism atau destinasi yang menargetkan kunjungan wisata, namun dari hasil penelitian pulau tersebut akan dijadikan kawasan Quality Tourism yang mengedepankan kenyamanan para wisatawan dan keamanan habitat ubur-ubur. (*)