BERAU TERKINI – Media sosial diramainkan dengan tagar KluivertOut, Shin Tae Yong dirindukan untuk kembali latih Timnas Indonesia.

Timnas Indonesia gagal melaju ke Piala Dunia 2026. Warganet menyoroti strategi yang digunakan oleh Patrick Kluivert di babak keempat kualifikasi Piala Dunia zona Asia.

Tak hanya itu, warganet juga menyuarakan pemecatan Patrick Kluivert, tagar KluivertOut ramai di media sosial.

Di tengah ramainya sorotan kepada Patrick Kluivert, warganet menghendaki agar Shin Tae Yong bisa kembali latih Timnas Indonesia.

Diketahui di tangan Shin Tae Yong, prestasi Timnas Indonesia melejit. Namun kontrak Shin Tae Yong diputus di tengah jalan, PSSI pun menunjuk Patrick Kluivert sebagai suksesornya.

Shin Tae Yong kini menganggur usai dipecat oleh klub Ulsan HD, meski begitu Shin Tae Yong menegaskan tak akan melatih Timnas Indonesia lagi.

“Rumor terbaru tentang penunjukan kembali ke Indonesia sepenuhnya salah,” ucap Shin Tae Yong dikutip dari Beritasatu.

Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert (Instagram/@patrickkluivert9)
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert (Instagram/@patrickkluivert9)

Sementara itu, nasib Patrick Kluivert di Timnas Indonesia belum sepenuhnya jelas. Exco PSSI masih akan melakukan rapat untuk menentukan masa depan Patrick Kluivert.

Jika PSSI memilih untuk memecat Patrick Kluivert, maka harus menyiapkan dana besar. Sebab ada kompensasi yang harus dibayar oleh PSSI jika memecat Patrick Kluivert sebelum masa kontrak habis.

Dilansir Beritasatu, kontrak Patrick Kluivert bersama PSSI masih menyisakan sekitar 14 bulan lagi. Artinya, apabila pemecatan dilakukan pada Oktober 2025, PSSI wajib membayar sisa kontrak senilai Rp 37,8 miliar sebagai kompensasi.

Perhitungan ini didasarkan pada gaji Kluivert yang mencapai Rp 1,3 hingga Rp 1,5 miliar per bulan. Selama 10 bulan masa kerja, ia diperkirakan telah menerima Rp 13 sampai Rp 15 miliar dari total kontrak dua tahun.

Dengan demikian, jika pemecatan dilakukan sekarang, PSSI harus membayar sisa 26 bulan kontrak yang belum dijalani. Nilainya diperkirakan antara Rp 33,8 hingga Rp 39 miliar, tergantung pada nominal gaji aktual yang disepakati.