Oleh: Naufal Dzaky Ath-Thariq Kaltim Berau (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang)
Pemikiran tentang inflasi yang paling banyak dipahami oleh kita semua ialah suatu fenonema moneter, sehingga usaha untuk mengurangi inflasi merupakan domain kebijakan moneter.
Pemikiran ini terkait dengan teori kuantitas uang yang menjelaskan bahwa inflasi hasil dari perubahan relative antara penawaran uang dan barang.
Menurut kaum moneteris, inflasi dinyatakan sebagai suatu fenomena moneter, artinya tingkat inflasi yang terjadi disebabkan oleh pertumbuhan penawaran uang, dimana pergeseran penawaran agregat (kiri) direspon lamgsung dengan pergeseran permintaan agregat (kanan) sehingga yang terjadi hanyalah perubahan tingkat harga, sedangkan tingkat output konstan.
Sejalan dengan perkembangan teori inflasi, ternyata terdapat satu teori yang menjelaskan bahwa inflasi bukan hanya semata-mata fenomena moneter, melainkan juga merupakan fenomena fisikal.
Teori ini di kenal dengan teori fisikal tentang tingkat harga (Fiscal Theory of the Price Level FTPL ).
Teori ini menjelaskan bahwa tingkat harga (inflasi) disebabkan oleh utang pemerintah (government debt) pajak saat ini dan akan datang, rencana pengeluaran pemerintah, dan tidak ada hubungan langsung dengan kebijakan moneter.
Di Turki, Bildiric dan (2005) menganalisis kausalitas antara utang domestik pemerintah dan tingkat inflasi, dengan menggunakan FTPL. Tujuan penelitian ini adalah mencari mencari hubungan jangka panjang antara utang domestik pemerintah dengan tingkat inflasi.
Dalam jangka pendek maupun jangka panjang, utang domestik pemerintah berpengaruh bagi terjadinya inflasi di Turki.
Inflasi sebagai fenomena fisikal di Amerika Serikat oleh Tsintzos (2008) yang melakukan penelitian tentang apakah public debt (utang pemerintah) memiliki pengaruh terhadap ketidakpastian inflasi (inflation uncertainty) Di Indonesia, penelitian terkait ini pernah juga dilakukan di Indonesia oleh Valerica (2009) yang bertujuan untuk mengetahui apakah inflasi di Indonesia merupakan fenomena moneter atau fisikal.
Dengan menggunakan dua bentuk persamaan (fenomena fisikal dan moneter), penelitian ini menggunakan variable inflasi (Indeks Harga Konsumen- IHK), jumlah penawaran uang (M2), jumlah utang domestik pemerintah, dan memasukkan variabel boneka sebagai eksternal shock yang menggambarkan kepimpinan Presiden di Indonesia. (*)
Catatan: Tanggung Jawab atas isi tulisan diatas menjadi tanggung jawab penulis.