JAKARTA – Di atas kertas, Timnas Indonesia akan tampil penuh energi saat menjamu China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (5/6/2025) malam. Namun di balik euforia suporter yang siap memenuhi stadion, skuad Garuda justru memasuki laga ini dalam kondisi paling rapuh.
Pelatih Patrick Kluivert harus merombak besar-besaran komposisi pemain menyusul absennya enam nama penting. Mereka bukan sekadar pelengkap, melainkan pilar dari tiga lini utama: kiper, gelandang kreatif, hingga penyerang andalan.
Setengah Kekuatan Hilang
Absennya Marselino Ferdinan adalah pukulan pertama. Gelandang serang milik Oxford United ini menjalani sanksi akumulasi kartu kuning. Perannya sebagai pemantik kreativitas dan penghubung antar lini jelas tak mudah digantikan.
Lini belakang tak luput dari masalah. Maarten Paes, kiper utama yang tampil gemilang dalam dua pertandingan sebelumnya, juga absen karena akumulasi kartu. Emil Audero, yang belum pernah tampil dalam laga resmi bersama timnas, digadang-gadang akan langsung masuk sebagai starter.
Di depan, Ragnar Oratmangoen harus dicoret karena cedera. Ia sedang menjalani pemulihan dan tak akan tersedia baik saat menghadapi China maupun laga berat melawan Jepang di Saitama, lima hari kemudian.
Sementara itu, Eliano Reijnders memilih mundur dari skuad karena alasan keluarga. Gelandang ini pulang ke Belanda untuk mendampingi istrinya yang akan melahirkan. Keputusan yang, meski personal, tetap berimbas pada komposisi tengah Garuda.
Daftar keropos ditutup oleh Septian Bagaskara dan Sandy Walsh. Septian, yang semula diproyeksikan mengisi lini depan, batal bergabung karena cedera dan digantikan Beckham Putra. Sedangkan Sandy Walsh, bek andalan Yokohama F. Marinos, mengalami cedera saat membela klubnya.
Skuad Tambal Sulam di Tangan Kluivert
Hilangnya enam pemain membuat susunan strategi Kluivert berubah total. Pelatih asal Belanda itu kini dihadapkan pada skenario darurat: mengombinasikan pemain lapis dua, pemain muda, dan mereka yang belum berpengalaman di laga kompetitif internasional.
Emil Audero hampir pasti dipasang sejak awal. Di lini tengah, absennya Marselino dan Reijnders membuka jalan bagi kombinasi baru: Thom Haye, Ivar Jenner, dan Beckham Putra. Di depan, tumpuan gol bisa jadi dibebankan pada Stefano Lilipaly, Rafael Struick, atau Egy Maulana Vikri.
Meski tampil pincang, Indonesia tetap membawa 28 pemain yang siap tempur. Nama-nama seperti Jay Idzes, Justin Hubner, Calvin Verdonk, hingga Ramadhan Sananta masih menjadi tulang punggung di lini belakang dan depan.
GBK mungkin akan bergemuruh malam itu. Tapi di ruang ganti, Patrick Kluivert sedang meracik formula terbaik dengan bahan-bahan darurat. Laga ini bukan sekadar soal hasil, tapi juga soal bertahan dalam kondisi krisis. (*)