Foto: Kegiatan P5 yang dilaksanakan SMKN6 Berau  

MERANCANG ULU – Melestarikan kebudayaan lokal jadi target yang ingin dicapai SMKN 6 Berau dengan menggelar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Perlombaan dengan pendekatan budaya Berau mampu menarik keikutsertaan 92 siswa Kelas X SMKN 6. Manjarrang (memasak), badindang (menyanyi) dan basusuran (mendongeng) jadi ajang kompetisi yang digelar pada Senin 18 Desember 2023.

Sekolah menengah kejuruan yang berada di Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur itu berupaya agar budaya lokal tidak semakin tersisih. Caranya, dengan menggelar kompetisi yang mengusung warisan budaya Berau. Badindang dan basusuran ditampilkan dengan bahasa Berau. Begitu juga dengan manjarrang yang melombakan kreasi kuliner Berau.

Penerapan P5 dalam kurikulum merdeka juga jadi latar belakang untuk menjawab keresahan para pendidik dalam beberapa tahun terakhir. Guru di SMKN 6 menyadari bahwa hal-hal di luar kelas dapat membantu siswa untuk memahami materi pembelajaran. Bahkan diyakini, materi yang disampaikan memiliki hubungan erat dengan kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan mengenalkan kearifan lokal kepada para siswa.

Perlombaan yang digelar pun bagian dari upaya menyelaraskan kurikulum merdeka. Kegiatan ini pun mengangkat tema; Kearifan Lokal Mewarisi Adat Banua, Banua Ditinggali Banua Di Hati. Selama kegiatan satu hari penuh, siswadiwajibkan menggunakan bahasa Berau untuk berkomunikasi.

Arfina, Siswa Kelas X yang turut serta dalam kegiatan ini menceritakan usahanya dan teman- temannya dalam mengikuti gelar karya. Untuk manjarrang (memasak), menu yang harus disediakan adalah makanan khas Berau. Seperti bubur ancur paddas, talinga sagai, puncak rasul dan makanan khas Berau lainnya.

Menurut Arfina, kegiatan ini bisa melatih kekompakan karena siswa harus bekerja sama secara kelompok. Mulai dari membuat dan menghias booth untuk berjualan. “Kesusahan yang saya alami adalah dalam membuat booth untuk berjualan. Mengatur kelompok untuk menjadi satu pemikiran dalam mengerjakan booth yang diapakai untuk berjualan,” ungkapnya.

Selama persiapan, siswa dipandu oleh guru dalam mempersiapkan gelar karya. Suprapti, selaku pembimbing manjarrang (memasak), mengungkapkan kegiatan P5 mampu memotivasi siswa mengaplikasikan bentuk kerja sama. Guru pembimbing juga termotivasi agar gelar karya siswa yang didampingi bisa menjadi yang terbaik.

“Kegiatan ini sangat memotivasi anak-anak dan gurunya untuk berkreasi dan mengenal jenis-jenis budaya yang mereka diami. Walaupun dari tempat dan asal yang berbeda,” ungkap Suprapti.

“Kegiatan ini juga bertujuan untuk membentuk mental siswa menjadi mandiri, mengenal budaya Tanah Banua, menumbuhkan kreasi, kreatif dan mengembangkan bakat mereka,” lanjutnya.

Sementara itu, Noor Syafika selaku pembimbing badindang (menyanyi), menilai siswa cukup bagus dalam mengikuti kegiatan ini. Siswa juga semangat berlatih untuk jadi yang terbaik. Peserta bisa memilih beberapa lagu asli Berau. Seperti lagu Pagaddi Angka Lapan, Gali Dirantau, Kirap-Kirap, dan lagu asli Berau lainnya.

“Menurut saya, siswa-siswi sangat semangat dalam berlatih badindang (menyanyi), dan penampilan mereka sudah cukup bagus,” ujarnya.

Tak hanya badindang yang menggunakan bahasa Berau, peserta basusuran (mendongeng) juga menyampaikan kreasinya dengan menggunakan bahasa lokal. Peserta menuturkan cerita rakyat yang disampaikan dengan bahasa Berau.

Kreasi budaya lain yang juga menampilkan pentas tari Babada, yaitu tarian kreasi nusantara. Dilanjutkan dengan Tepuk Banua, serta tarian P5. Kreasi tari ini ditutup dengan tari Dayak Kreasi, dan tari Dalling.

“Alhamdulillah kegiatan ini berjalan dengan lancar, harapan saya ke depannya siswa-siswi SMKN 6 Berau dapat mengenal lebih dalam lagi tentang kearifan lokal Tanah Banua. Siapa tahu nantinya ada yang mampu membuka usaha kuliner dan mempromosikan kuliner makanan khas Berau kepada khalayak ramai,” ungkap Johni Molantong, Kepala SMKN 6 Berau.

Selama kegiatan gelar karya, guru SMKN 6 juga ikut berpartisipasi. Para pendidik diwajibkan memakai baju dari Tanah Banua, seperti baju adat Bajau, Berau, serta baju khas Dayak.

Gelar karya ini juga dibuka untuk umum. Masyarakat sekitar sekolah juga diperkenankan mengunjugi booth jualan hasil karya siswa SMKN 6 Berau. Masyarakat bisa menikmati makanan khas Berau, sambil mendengarkan alunan lagu Berau dan cerita rakyat yang ditampilkan oleh siswa SMKN 6 Berau.(*)

Reporter ​: Nia Tri Juninda (Berau Terkini Academy)

Sekolah​: SMKN 6 Berau, Merancang Ulu, Gunung Tabur

Editor​​: RJ Palupi