TANJUNG REDEB, – Siapa sangka, bermula dari kegemarannya menggambar, Tina Ristiana seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) ini berhasil membangun brand fashion yang sukses. Ibu dua anak ini memulai perjalanannya hanya dengan pensil dan kertas, namun kini hasil karyanya telah menjadi produk fashion yang bernilai ekonomi.
Dengan merek bernama TinaRistiana Modiste dan Butik, ia menawarkan berbagai produk textile painting, mulai dari pakaian, tas, hingga aksesori lainnya. Desain yang diusung sederhana namun elegan, sehingga cocok untuk semua kalangan.
Tina mengungkapkan, ketertarikannya terhadap fashion berawal dari hobinya menggambar. Keinginan untuk mewujudkan desain tersebut ke dalam bentuk baju membuatnya memutuskan untuk mengikuti kursus menjahit dan desain baju.
“Saya suka menggambar desain baju, kemudian saya ingin mewujudkan gambar tersebut menjadi sebuah baju. Akhirnya, saya memilih untuk kursus agar bisa membuat desain lebih baik lagi,” ucapnya kepada Berauterkini.co.id.
Pada tahun 2021, Tina memulai usaha dengan membuka jasa jahit dan menjual produk lukis. Usaha tersebut dipilih karena selaras dengan hobinya, dan ia ingin membantu banyak orang, khususnya perempuan, dalam berpenampilan.
“Misalnya, membantu menentukan model, memilih bahan, dan warna yang sesuai,” tuturnya.
Bagi Tina, bisnis fashion memiliki peluang besar karena pasar yang luas dan fleksibel. Permintaan terhadap produk fashion akan selalu ada. Melalui fashion, ia dapat mengasah kreativitasnya untuk terus mencari tahu motif atau model baju yang sedang tren.
Modal awal yang digunakan untuk memulai usaha adalah Rp 5 juta, yang digunakan untuk membeli mesin jahit dan perlengkapan lainnya. Hingga kini, ia dapat meraih omset hingga puluhan juta per bulan.
“Modal awal yang saya gunakan hanya Rp 5 juta, puji Tuhan, sekarang bisa punya omset Rp 10 hingga 20 juta per bulannya,” jelasnya.
Untuk menjalankan usahanya, Tina membutuhkan mesin jahit, kain, bahan-bahan untuk menjahit, dan perlengkapan display produk jadi. Untuk fashion lukis, bahan yang diperlukan meliputi cat tekstil, kuas, kanvas, kain, dan lainnya.
Dalam memasarkan produknya, Tina memanfaatkan media sosial dan turut serta dalam pameran di tingkat kabupaten, nasional, bahkan internasional. Ia juga memanfaatkan testimoni pelanggan sebagai sarana promosi.
Namun, perjalanan usaha Tina tidak luput dari kendala. Salah satunya adalah sulitnya mencari bahan baku dan pendukung di Berau.
“Kendalanya, di bahan baku dan bahan pendukung yang masih susah dicari di Berau. Itu yang sering jadi kendala, ditambah tenaga kerja yang masih menjadi masalah. Saat ini, saya masih mencari yang sesuai,” terangnya.
Harga produk yang ditawarkan bervariasi, tergantung pada bahan yang digunakan, tingkat kesulitan model baju, aksesoris, dan jumlah pesanan. Untuk jasa jahit, harga mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu per baju, sementara produk lukis berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 1 juta per produk.
“Harganya beragam tergantung permintaan dari konsumen,” bebernya.
Tina menjelaskan, selain dukungan keluarga dan orang-orang terdekat, pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau telah memberikan pembinaan, termasuk dalam pengurusan sertifikat dan Nomor Induk Berusaha (NIB).
“Puji Tuhan, Diskoperindag sudah memberikan pendampingan dalam pengurusan izin usaha. Selain itu, PT BUMA dan Rumah BUMN Pertamina juga turut membantu. Saya juga bergabung dalam komunitas Rumah Kemas Berau Coal,” imbuhnya.
Dengan tekad dan kerja keras, Tina berhasil membuktikan bahwa seorang ibu bisa sukses membangun usaha sambil mengurus keluarga. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak perempuan yang ingin mengejar mimpi tanpa meninggalkan peran sebagai ibu rumah tangga. (*)