TANJUNG REDEB – Penanganan sampah kiriman di Pulau Maratua, masih jadi masalah yang belum tertangani setiap tahunnya. Mulai plastik kemasan hingga kayu besar kerap sandar di bibir pantai pasir putih, di Kampung Teluk Harapan.
Camat Maratua, Arityanto, kepada berauterkini.co.id mengatakan dibutuhkan alat berat untuk menangani masalah sampah yang ada di pantai tersebut.
Ukuran kayu dengan diameter yang sangat besar, hanya dapat ditangani oleh alat berat seperti excavator yang dapat dioperasikan tim kebersihan di Pulau Maratua.
“Setiap tahun pasti begitu, setiap hari sudah dibersihkan DLHK Berau secara manual,” kata Ari, saat dikonfirmasi melalui pesan instan WhatsApp, pada Jumat (2/5/2025).
Dia menyampaikan, sampah organik seperti kayu tersebut sukar ditangani dengan tangan kosong. Sehingga kerap ditinggalkan kala petugas melakukan pembersihan di kawasan pantai.
Sementara tumpukan sampah non-organik seperti plastik makanan hingga minuman, masih dapat ditangani dengan baik.
“Kalau kayu, harus dicincang baru bisa dievakuasi,” sebutnya.
Pengadaan alat berat tersebut, dianggap akan mempermudah kerja para petugas. Dengan melakukan penguburan sampah kayu yang berhambur di kawasan pantai.
“Itu bisa dipakai menggali dan mengubur kayu di pasir pantai,” tuturnya.
Disinggung ihwal rencana pemberian jaring penghalau sampah, dia menegaskan bila langkah tersebut keliru. Sebab, jaring tak dapat menahan kayu dalam ukuran besar.
Belum lagi hantaman ombak kala angin selatan bertiup. Ombak berukuran 2 sampai 3 meter, akan dengan mudah mengkoyak jaring bila dipasang di pantai.
“Itu tidak efektif. Paling tahan seminggu aja, habis itu rusak lagi,” tegasnya.
Ia mengatakan, bila sejauh ini belum pernah menyampaikan usulan pengadaan tersebut saat Musyarawah Perencanaan Pembangunan alias Musrenbang tingkat kecamatan. Namun, perlu dengan cepat disikapi oleh pemerintah daerah.
Dirinya pun berencana untuk mendorong DLHK Berau untuk melakukan pengadaan alat berat, sebagai tindaklanjut dari usulan tersebut.
“Semua akan kami lakukan, semoga ada alat berat yang bisa dikelola DLHK Berau,” harap dia. (*)