Reporter : Sulaiman
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

SEGAH – Lampu penerangan jalan umum (PJU) di jalan poros dari Kampung Harapan Jaya menuju Tepian Buah, telah terpasang. Penantian panjang warga pun telah terjawab.

Jalan lintas kampung yang dahulunya gelap gulita tanpa penerangan satu titik pun, kini telah diterangi lampu jalan dengan daya dari panas matahari alias solar cell.

Langkah pemerintah ini pun memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga sekitar yang hendak melipir ke ibukota kecamatan Segah, di Tepian Buah saat malam hari.

Salah seorang warga Kampung Transmigrasi di Harapan Jaya, Asni, menyampaikan ucapan terimakasihnya atas perhatian pemerintah dearah meski warga harus menanti lama.

Sebab, kini ia sudah dapat beraktivitas dengan nyaman saat malam hari saat melintas di jalur panjang di jalan poros tersebut.

“Bawa anak-anak pulang dari trans malam hari sudah merasa aman,” kata Asni, Minggu (23/12/2024).

Jalur tersebut memang sudah puluhan tahun berdiri. Sejak awal kampung tersebut berdiri, baru kali ini diterangi oleh lampu PJU.

Dari sejak jalan tersebut hanya didasari jalan tanah kuning, kemudian di aspal dan kini dipasangi badan jalan beton.

Jalanan itu merupakan jalur penghubung setidaknya dari 3 kampung. Yakni Gunung Sari, Harapan Jaya dan Tepian Buah.

“Baru kali ini rasanya ada PJU. Dulu cuma sampai di batas kampung aja,” beber dia.

Bagi warga trans, pemasangan PJU tersebut tentu sangat membantu. Sebab, kerap saat dini hari, kaum ibu menggunakan jalan tersebut untuk berbelanja ke pasar lintas kampung itu.

Belum lagi saat pasar malam di buka di salah satu kampung. Hiburan itu menjadi alternatif warga untuk berkunjung ke pusat kampung.

Demikian juga bagi warga dari kampung sebaliknya. Menghabiskan malam untuk berkunjung ke salah satu kampung, kerap menjadi pilihan kala sepekan sebelumnya disibukkan bekerja di perusahaan maupun bertani.

“Kalau sudah ada pasar malam pasti sering sudah jalan malam ke kampung,” kata dia.

Dari pantauan awak media ini, setidaknya terdapat 15 tiang lampu PJU yang dipasang di bahu jalan beton tersebut.

Dari jarak lintas kampung sekira 2 sampai 3 kilometer. Jalur lintas itu biasanya dilintasi oleh mobil pikap, minibus, hingga truk pengangkut buah sawit menuju perusahaan.

Saat ini, aktivitas di jalan tersebut terbilang sangat tinggi. Bahkan hingga malam hari, jalan itu masih digunakan oleh warga untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. (*)