TANJUNG REDEB – Pemkab Berau menyiapkan anggaran sebanyak Rp70 miliar untuk peningkatan infrastruktur di Teluk Bayur pada 2025 ini.
Laporan tersebut, disampaikan Kepala DPUPR Berau, Fendra Himawan, melalui Kabid SDA Hendra Pranata, dalam gelaran musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) di Teluk Bayur, pada Selasa (11/2/2025) lalu.
Dari anggaran besar tersebut, DPUPR Berau bakal mengentaskan persoalan jalan di beberapa titik. Di antaranya Jalan Cut Nyak Dien, Jalan Poros Pandan Sari dan RT 3 Jalan Stasiun.
Tiga titik tersebut merupakan kawasan terparah kala debit air dan intensitas hujan meninggi.
“Itu terjadi baru tahun ini, dua tahun lalu belum ada terendam banjir,” kata Hendra.
Khusus untuk drainase, pada tahun ini pula PU Berau bakal melanjutkan pembangunan bronjong di Rinding. Persisnya kawasan yang berada di belakang Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) Teluk Bayur.
Demikian pula ihwal rencana pembangunan drainase di Jalan Rajawali. Bakal dikerjakan pada tahun ini. Kawasan yang juga kerap menuai protes warga.
“Genangan belakang pasar jadi keluhan, tahun ini kami selesaikan,” tegasnya.
Di Kelurahan Rinding, selain persoalan drainase, masalah bukaan lahan tanpa penghijauan kembali menjadi masalah serius. Yang membuat lokasi tersebut kerap terendam banjir.
“Semoga bisa berbarengan dengan program penghijauan kawasan Rinding,” harap dia.
Ia pun mengaku, PU Berau telah melakukan peninjauan langsung titik jalan dan drainase yang alami masalah. Terdapat beberapa titik yang menjadi tanggung jawab dari Disperkim Kaltim.
Kendati demikian, ia memastikan komunikasi lintas lembaga terus berjalan. Sehingga jalan yang masuk dalam tanggungan provinsi akan dikerjakan juga pada tahun ini.
“Kami sudah lakukan pemetaan, tahun ini semoga ada progres,” harap dia.
Sebelumnya, Ade Ananda, mewakili pemerintah Kelurahan Teluk Bayur, mengutarakan segudang masalah infrastruktur jalan dan drainase.
Ia mengusulkan, pembuatan 8 kilometer drainase dari Jalan Stasiun hingga Bandara Kalimarau.
Termasuk pula jalan lingkungan di sekitaran aset peninggalan Belanda yang memiliki nilai sejarah dan potensi wisata.
“Pengaspalan jalan lingkungan 4 kilometer juga perlu untuk dipertimbangkan,” pesan dia.
Ia menyampaikan, bila saat ini Teluk Bayur dalam progres pembangunan sebagai kawasan wisata. Sehingga penting untuk diberikan sentuhan pembangunan infrastruktur sebagai penunjang sarana dan prasarana di kawasan wisata Kota Tua tersebut.
“Semoga ini dapat diakomodir,” ujarnya. (*)