Reporter : Sulaiman
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB, – Pahit dalam bertugas dirasakan para manajemen PT PLN UP3 Berau. Didemo pelanggan setianya tengah malam hingga pagi hari, pada Rabu (18/9/2024). Aksi itu dimulai sekira pukul 11.30 Wita, Selasa (17/9/2024), Jalan SA Maulana. Persis dua hari setelah perayaan Hari Jadi ke 71 Berau dan 214 Tanjung Redeb.

Ratusan orang berontak gegara ketenangan mereka terganggu akibat pasokan listrik ke warga padam, bahkan  hampir seluruh kawasan pusat perkotaan, Tanjung Redeb. Termasuk di kecamatan terdekat, seperti Sambaliung dan Teluk Bayur dan Gunung Tabur padam.

Mulanya, warga hanya melakukan protes di sekitaran jalan raya. Bakar ban, sambil teriak menggunakan pengeras suara. Jumlahnya di awal masih kecil, sekitar belasan dan puluhan orang saja.

Malam makin larut. Sejam melakukan orasi, warga yang berdatangan makin banyak. Demikian dengan awak media. Saat itu, massa sudah memadati halaman kantor PLN Berau. Berdiri persis di pintu masuk lobi kantor perusahaan.

Sekitar setengah jam kemudian, aparat keamanan dari Polres Berau pun datang. Halau massa yang semakin brutal. Hendak menembus pintu kaca kantor PLN.

“Copot manajer PT PLN. Kerjanya tidak becus. Lampu padam terus,” teriak massa tanpa henti.

AKSI demo PLN Berau, berauterkini.
Aksi massa saat bakar bakar di depan kantor PLN akibat pemadaman bergilir.

Lama menyampaikan orasi, tuntut Manajer PT PLN UP3 Berau, Rizki Rhamdan Yusup harus mundur dari jabatannya. Namun massa belum juga ditemui oleh orang nomor satu di PLN Berau itu.

Walhasil massa semakin kesal, merusak sejumlah fasilitas di halaman kantor. Mulai dari rambu, tiang bendera, neon box. Jendela ruangan manajer, dirusak pakai tiang bendera. Neon box, juga diduga dilempari bom molotov oleh massa malam itu.

Jendela di sisi kiri gedung pun jadi sasaran pengrusakan. Jendela jebol. Nampak bekas lemparan batu yang menghancurkan kaca jendela.

Tanaman hidup pun dicabut. Dijadikan bahan bakar agar api tetap menyala. Pun kursi panjang berukuran sekitar 1,5 meter dilempar ke kobaran api yang berasal dari ban yang dibakar massa.

“Lampu kami ini padam, pantas kami marah. Kalian itu kalau kami telat bayar sehari saja, sudah diputus listrik kami,” teriak massa lagi.

Sekira pukul 01.45 Wita, Rizki Rhamdan Yusup pun keluar. Temui massa. Ia sempat mengutarakan klarifikasi dan permohonan maaf, namun tak penuhi kepuasan bagi pendemo.

Malam itu, massa menuntut semua manajer di tiga titik pembangkit di Berau bisa temui warga yang protes. Para pendemo ingin menguliti alasan sebenarnya pemadaman yang rerata dialami selama 8 sampai 9 jam. Pemadaman relatif berbeda, karena dibuat bergilir.

Rizki pun ditarik aparat kepolisian masuk ke dalam gedung kantor PLN. Diamankan, demi menghindari kebrutalan massa.

“Semua pimpinan harus hadir. Kami ingin lampu segera nyala. Beri kami kompensasi,” tuntut para pendemo.

Ditemui usai didemo, sekira pukul 03.20 Wita, saat para pendemo membubarkan diri dan listrik kembali menyala, Rizki, kepada awak media, mengatakan bila pemadaman sejatinya telah berjalan sesuai rencana.

Pemadaman dilakukan lantaran sedang dilakukan pemeliharaan pembangkit listrik. Di PLTU Teluk dan PLTU Lati. Mengakibatkan daya yang didistribusikan berkurang. Listrik pun defisit sampai 6,7 MegaWatt, dari 38 MW beban puncak. Dari kemampuan daya 41 MW.

“Kami sudah rilis di semua media,” kata dia.

Manager PLN Berau, Berauterkini
Manager PT PLN UP3 Berau,Rizki Rhamdan Yusup, (Rompi Biru) hadir temui massa demo. (Foto: Sulaiman/BT)

Saat proses pemeliharaan berlangsung. Situasi tak terduga terjadi. Mesin PLTD Sambaliung mengalami kerusakan akibat ledakan.

Saat kejadian itu, ia langsung menerjunkan tim. Ada tiga tim yang diturunkan. Melakukan mitigasi penyebab ledakan di PLTD Sambaliung. Lalu dikerjakan selama 5 jam, hingga penormalan berlangsung.

“Akhirnya padam meluas, ini kondisi yang berada diluar kendali kami,” katanya.

Menyoal komentarnya yang memastikan Berau tak akan ada lagi pemadaman, ia mengklarifikasi bahwa surplus daya terjadi kala seluruh pembangkit sedang dalam keadaan prima. Saat itu memang disiapkan untuk hari raya Idulfitri dan puasa ramadan.

Pemeliharaan mesin pembangkit, ia sebut sebagai siklus yang normal. Biasanya, dalam kondisi tertentu PT PLN UP3 Berau kerap bangun kerjasama dengan perusahaan pembangkit dari sistem listrik di Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara. Saling suplai daya, demi menjaga kestabilan distribusi daya ke pelanggan. Sistem Selor suplai daya sampai 1,5 MW.

“Situasi berubah kalau dalam pemeliharaan, tentu akan defitisit. Karena pembangkit pasti akan dinon-aktifkan,” terangnya.

Dalam situasi saat ini, ia mengaku cukup kelimpungan. Dimana listrik akan terus alami pemadaman bila belum ada bantuan daya dalam angka yang besar.

Oleh karenanya, ia memastikan pada Juni 2025 mendatang, listrik sistem Mahakam segera  tersambung. Paling cepat, pada Maret 2025.

Sebab, di pesisir selatan Berau, kini telah berdiri SUTM yang akan menyambungkan daya listrik lewat sistem Mahakam tersebut.

“Paling cepat itu Maret. Kalau sudah ada sistem Mahakam, daya akan stabil. Karena jumlah dayanya sangat besar,” tuturnya.

Menanggapi aksi pengrusakan fasilitas penunjang di kantornya, Rizky memahami bahwa tindakan itu merupakan teguran masyarakat agar pihaknya bisa bekerja lebih baik.

“Semoga sistem Mahakam ini bisa menjawab kepuasan pelanggan kami,” ujarnya.

bahaya tinggal di daerah sutet

Ia mengatakan, pasca didemo malam tadi, ia memastikan kondisi pelayanan akan kembali berjalan normal. Setiap pelanggan akan diberikan pelayanan yang sama seperti hari biasanya.

“Ini akan kami bersihkan, tidak akan ada libur. Tetap kami layani masyarakat,” kata dia.

Pihak PLN tak akan melanjutkan aksi brutal massa itu ke ranah hukum. Sebab, ia memahami  memang pelanggan harus diberikan pelayanan yang maksimal.

Ia juga berjanji, ke depan akan melakukan rapat koordinasi bersama para petugasnya untuk memastikan penanganan gangguan dapat dikerjakan secepat mungkin.

“Kami akan tingkatkan pelayanan kami,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Berau Sri Juniarsih, menekankan kepada PT PLN UP3 Berau, untuk memastikan setiap pelanggan diberikan pelayanan yang baik. Sebab, statusnya sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara alias BUMN, sudah semestinya memiliki keuangan yang mampu menangani krisis listrik di daerah.

“Jangan sampai pengalaman ini terus berulang, warga saya yang dirugikan,” ucap perempuan yang akrab disapa Umi Sri itu. (*)